Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTB), memperkuat pemberdayaan ekonomi kepala keluarga perempuan serta pemulihan perempuan penyintas kekerasan sebagai upaya mewujudkan visi kota yang inklusif.
“Peningkatan kapasitas perempuan penyintas kekerasan dan kepala keluarga perempuan merupakan langkah mulia untuk memperkuat kemandirian ekonomi keluarga dan memulihkan martabat perempuan,” kata Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis di Kupang, Rabu.
Ia menyampaikan kekerasan terhadap perempuan adalah isu serius yang tidak hanya melukai fisik dan psikis, tetapi juga berdampak langsung pada ketahanan ekonomi keluarga. Karena itu ia menegaskan pemberdayaan ekonomi menjadi kunci kemerdekaan perempuan.
“Banyak perempuan terjebak dalam ketergantungan ekonomi kepada pihak yang justru menjadi sumber kekerasan. Namun hari ini saya melihat wajah-wajah perempuan yang tidak menyerah, yang memilih untuk bangkit. Masa lalu boleh penuh luka, tetapi masa depan selalu penuh harapan,” ujarnya.
Menurut Serena, pelatihan pembuatan abon ikan tersebut tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi membuka peluang bagi peserta untuk memulai usaha mandiri, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
Ia berharap pelatihan yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang itu menjadi titik awal perubahan menuju kemandirian ekonomi dan ketahanan keluarga yang lebih baik
Sementara itu Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DP3A Kota Kupang Putra Marcus Ratu Kore selaku panitia kegiatan mengatakan pemberdayaan ekonomi dipandang sebagai instrumen penting untuk memulihkan kepercayaan diri perempuan, memperkuat kendali atas kehidupan mandiri, dan meningkatkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Ia menjelaskan pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan keterampilan peserta dalam mengolah hasil perikanan menjadi produk bernilai ekonomi, mendorong pendapatan dan kemandirian usaha, meningkatkan nilai jual produk olahan ikan, serta memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.
“Melimpahnya potensi sumber daya ikan di Kota Kupang menjadi peluang besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tambah, termasuk melalui pelatihan pembuatan abon ikan,” katanya.
Sebanyak 20 perempuan yang terdiri dari penyintas kekerasan dan kepala keluarga perempuan mengikuti pelatihan tersebut, berdasarkan data UPTD Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kupang.

