Kupang (ANTARA) - Pengamat ekonom dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Adam, MBA mengatakan penerapan label wisata halal tidak akan berdampak pada ekonomi maupun kunjungan wisatawan.
"Alasannya, karena wisatawan yang datang ke Labuan Bajo di Pulau Flores bagian barat, NTT, bukan membeli paket wisata agama," kata James Adam kepada Antara di Kupang, Selasa (7/5).
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo, Shana Fatina yang berbicara dalam acara sosialisasi paket wisata halal per 30 April 2019 menyatakan, konsep wisata halal diharapkan dapat membantu peningkatan kunjungan wisatawan.
Selain itu, wisata halal tersebut diharapkan pula dapat memperluas pangsa pasar Labuan Bajo, khususnya bagi wisatawan Muslim, kata Shana Fatima.
"Menurut saya, pertumbuhan wisatawan dan ekonomi daerah tidak akan terpengaruh dengan pariwisata halal kalaupun jadi diterapkan, karena wisatawan yang datang bukan beli paket agama tapi paket wisata," katanya.
Dia menambahkan, wisatawan muslim tidak mungkin masuk makan di restoran yang menjual menu babi, dan juga bagi agama lain sebab itu sudah hukum alam. "Jadi menurut saya mau halal atau sekalipun haram menurut kita tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata dan ekonomi daerah," katanya.
Baca juga: Pemprov NTT tolak label wisata halal bagi Labuan Bajo
Baca juga: Wisata halal sudah bersahabat dengan NTT
Label wisata halal tak berdampak pada kunjungan wisatawan
Pengamat ekonom dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Adam, MBA mengatakan penerapan label wisata halal tidak akan berdampak pada ekonomi maupun kunjungan wisatawan.