Lintasan penyeberangan di NTT dibuka kembali

id asdp

Lintasan penyeberangan di NTT dibuka kembali

Manager Usaha PT ASDP Cabang Kupang Hermin Welkis. (ANTARA FOTO/Bernadus Tokan)

Pelayaran antarpulau yang sempat terganggu selama beberapa hari akibat cuaca ekstrem di wilayah perairan NTT, sudah mulai dibuka kembali, dan dinyatakan normal oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang. 
Kupang (ANTARA) - Pelayaran antarpulau yang sempat terganggu selama beberapa hari akibat cuaca ekstrem di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah mulai dibuka kembali, dan dinyatakan normal oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang. 

"Mulai Senin (13/5), semua lintasan penyeberangan sudah mulai beroperasi kembali seperti biasa," kata Manager Usaha PT ASDP Cabang Kupang Hermin Welkis kepada Antara di Kupang, Selasa (14/5).

PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Kupang sebelumnya membatalkan pelayaran antarpulau ke sejumlah lintasan penyeberangan di NTT akibat cuaca buruk sebagai dampak dari tropis Lili.

Pembatalan penyeberangan kapal feri itu, untuk lintasan penyeberangan yang melewati perairan laut wilayah barat, yang dilaporkan sedang dilanda gelombang setinggi tujuh meter.

Walaupun demikian, seluruh nahkoda kapal yang bertugas tetap diminta untuk waspada, dan tidak memaksakan kehendak untuk terus berlayar jika kondisi wilayah perairan tidak memungkinkan.

"Kami tetap memberikan prioritas pada keselamatan pelayaran, karena cuaca di wilayah perairan laut masih berubah-ubah sesuai dengan laporan BMKG," katanya.

Baca juga: Tiga lintasan penyeberangan di NTT ditutup ASDP
PT ASDP mengoperasikan 32 kapal dan mensiagakan 56 kapal untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk-Bali jelang penutupan pelabuhan pada Rabu 6 Maret mulai pukul 23.30 WIB dalam rangka Hari Raya Nyepi umat Hindu di Bali. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
BMKG dalam peringatan dini yang diterima Antara menyebutkan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah perairan NTT bagian selatan dan barat, sehingga tetap diwaspadai oleh semua armada pelayaran.

Menurut BMKG, potensi gelombang singgi dua meter berpotensi terjadi di Selat Sape, Selat Sumba, Laut Sawu, perairan laut selatan Kupang hingga Pulau Rote dan Laut Timor selatan NTT.

Gelombang setinggi 2,5 meter berpotensi terjadi di perairan laut selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan NTT yang disertai pula dengan tiupan angin yang bervariabel dari timur-selatan dengan kecepatan 2-5 skala beaufort.

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan, Feri tetap beroperasi seperti biasa
Baca juga: ASDP sesuaikan dengan perkembangan cuaca dari BMKG