Penjualan paket wisata Pulau Komodo kembali normal

id pulau komodo

Penjualan paket wisata Pulau Komodo kembali normal

Binatang purba komodo di Pulau Komodo.(ANTARA Foto/dok)

Ketua ASITA NTT Abed Frans mengemukakan penjualan paket wisata Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo kembali normal, setelah pembatalan rencana penutupan sementara pulau tersebut oleh pemerintah.
Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans mengemukakan penjualan paket wisata Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo kembali normal, setelah pembatalan rencana penutupan sementara pulau tersebut oleh pemerintah.

"Paket wisata khususnya yang ada destinasi Pulau Komodo sudah kembali dijual secara normal seperti sediakala," katanya kepada ANTARA di Kupang, Jumat (4/10).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan kondisi industri pariwisata di Taman Nasional Komodo setelah pembatalan rencana penutupan Pulau Komodo mulai Januari 2020 yang diwacanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.

Pulau Komodo akhirnya batal ditutup setelah rapat koordinasi bersama antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat di Jakarta beberapa waktu lalu.

Baca juga: Menunggu keputusan bersama pengelolaan Pulau Komodo
Baca juga: Luhut pastikan Pulau Komodo tidak ditutup


Abed mengakui wacana penutupan tersebut sebelumnya sudah mengganggu pasar pariwisata untuk Taman Nasional Komodo, meskipun tidak berdampak signifikan. "Ya pastinya ada dampak (rencana penutupan Pulau Komodo, red), tapi saya rasa tidak signifikan," kata Pemilik PT Flobamor Tours itu.

Ia mengatakan wisatawan masih terus berdatangan ke Taman Nasional Komodo karena tujuan mereka tidak hanya ke Pulau Komodo, melainkan destinasi lain di sekitarnya seperti Pulau Rinca, Pulau Padar, Pantai Pink, dan lainnya.

"Wisatawan yang datang ingin melihat komodo juga bisa melihatnya di Pulau Rinca, meskipun memang jumlahnya tak sebanyak di Pulau Komodo," katanya.

Abed berharap polemik penutupan kawasan wisata seperti ini tidak terulang lagi di massa mendatang, sehingga tidak menimbulkan ketidakpastian pasar pariwisata.

Menurutnya, aspek kepastian sangat penting karena para pelaku wisata membutuhkan waktu sekitar satu tahun sebelumnya untuk mempromosikan paket-paket wisata. "Jadi memang harus pasti suatu destinasi ditutup atau tidak, sehingga ketika promosi hingga ke luar negeri tidak membingungkan wisatawan," katanya.

Baca juga: Pulau Komodo akhirnya batal ditutup
Baca juga: Artikel - Komodo dan nasib para penghuni Pulau Komodo