Kupang (ANTARA) - PT Telkomsel Wilayah Nusa Tenggara mengakui bahwa sejumlah desa di beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan Timor Leste masih sulit mendapatkan akses layanan telekomunikasi.
Branch Manager Telkomsel NTT, Eureka Meliala kepada wartawan di Kupang, Rabu (16/10), mengatakan sejumlah kabupaten di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste itu antara lain di Kabupaten Belu, Malaka dan Amfoang di wilayah Kabupaten Kupang, serta beberapa daerah di wilayah daratan Timor.
"Kalau untuk NTT memang belum semuanya terlayani oleh jaringan telekomunikasi, seperti di beberapa kabupaten di Pulau Timor ini," katanya.
Saat ini sejumlah daerah di wilayah perbatasan sedang diupayakan untuk pembangunan jaringan telekomunikasi sekaligus perbaikan jaringan yang mungkin saja rusak.
Baca juga: Telkomsel segera hadirkan jaringan teknologi 5G di Indonesia
Baca juga: Trafik layanan data Telkomsel diperkirakan meningkat
Namun, kata dia, selama proses pembangunan selalu saja ditemukan adanya kendala, akibat topografi wilayah NTT khususnya di kawasan perbatasan yang mempersulit pembangunan.
Walaupun demikian, kata dia, berdasarkan data jangkauan jaringan telekomunikasi di NTT sudah mencapai 98 persen.
"Dengan jumlah BTS sebanyak 1.300 unit yang dipasang di setiap kabupaten di NTT untuk meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berkomunikasi," ujar dia.
Ia mengatakan pihak Telkomsel sendiri juga akan terus meningkatkan pelayanan walaupun kondisi topografi di NTT memang sangat sulit, salah satunya infrastruktur jalan dan wilayah perbukitan dan gunung.
Sebab, menurut dia, jika jaringan komunikasi bagus maka akan mendukung peningkatan perekonomian masyarakat lewat investasi dari para penanam modal.
Baca juga: Telkomsel hadirkan layanan BTS mobile di Pulau Rote
Baca juga: Telkomsel diminta perkuat jaringannya di Sabu Raijua
Telkomsel akui belum semua daerah di NTT terjangkau telekomunikasi
PT Telkomsel Wilayah Nusa Tenggara mengakui bahwa sejumlah desa di beberapa kabupaten di NTT yang berbatasan dengan Timor Leste masih sulit mendapatkan akses layanan telekomunikasi.