Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengharapkan adanya kebijakan penambahan tenaga Tenaga Harian Lepas (THL) sebagai penyuluh pertanian untuk membantu penanganan persoalan pertanian di ujung timur Pulau Flores itu.
“Saat ini jumlah THL penyuluh pertanian di Flores Timur memang masih kurang dengan jumlah hanya 56 orang, sehingga masih butuh tambahan lewat kebijakan dari Pusat,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur Anton Wukak Sogen ketika dihubungi dari Kupang, Rabu (12/2).
Dia menjelaskan, keberadaan tenaga penyuluh pertanian yang ada dibiayai pemerintah pusat dan diserahkan ke daerah untuk dikerahkan sesuai tugas pokok dan fungsi mereka.
Menurut dia, para penyuluh pertanian di wilayah kabupaten bagian palong timur Pulau Flores itu sejauh ini sudah eksis di lapangan dan menjalani tugas dan fungsi secara maksimal.
Dia mencontohkan, seperti peran penyuluh pertanian dalam membantu pemerintah menangani masalah hama ulat grayak yang saar ini ribuan hektare lahan tanaman jagung di daerah itu.
“Kami selalu berkoordinasi dengan para penyuluh ini, mereka terus melaporkan kondisi di lapangan termasuk bersama petani melakukan upaya pengendalian hama,” katanya.
Hanya saja, lanjut dia, dari sisi jumlah tenaga penyuluh memang tidak representatif dibandingkan serangan hama ini sudah merata hampir di semua desa yang tersebar di 19 kecamatan.
Untuk itu, pihaknya berharap ada kebijakan dari pemerintah pusat untuk menambah jumlah tenaga penyuluh untuk mendukung pembangunan pertanian yang menjadi salah satu sektor unggulan di daerah itu.
“Kami sudah usulkan untuk penambahan THL penyuluh pertanian ini hanya memang belum ada kebijakan dari Pusat,” katanya.
Flores Timur butuh tambahan tenaga penyuluh pertanian
“Saat ini jumlah THL penyuluh pertanian di Flores Timur memang masih kurang dengan jumlah hanya 56 orang, sehingga masih butuh tambahan lewat kebijakan dari Pusat,” kata Anton Wukak Sogen..