Kupang (Antara NTT) - Tingkat partisipasi pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini masih sangat rendah, yang ditandai dengan banyak siswa setara SMP tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau sederajat.
Kondisi ini menjadi dasar refleksi seluruh jajaran kependidikan di NTT, termasuk seluruh masyarakat dan komponennya di hari peringatan pendidikan nasional kali ini, untuk bisa sama-sama mendorong kemajuan partisipasinya.
Dia mengatakan, rendahnya partisipasi pendidikan itu disebabkan karena sejumlah faktor, yang tentunya masih membutuhkan sebuah proses yang panjang. "Pelibatan semua pihak untuk mendorong terjadinya peningkatan jumlah dan mutu pendidikan itu perlu terus dilakukan, dan ini harus menjadi gerakan bersama," katanya.
Menurut dia, dari sekitar 4.000 lulusan setara SMP sederajat pada tiga tahun lalu, harusnya di tahun ini telah mengikuti ujian akhir di setara SMA sederajat.
Persoalan lainnya adalah, mutu pendidikan yang juga sampai saat ini masih di bawah kualitas yang diharapkan karena sejumlah faktor yang antara lain bisa disebut berkaitan dengan alokasi anggaran yang diberikan ke dunia pendidikan di NTT yang berkarakter kepulauan itu.
Ada banyak sarana dan prasarana pendidikan yang terpaksa harus berada dalam kondisi apa adanya karena kekurangan anggaran perbaikan. Kualitas guru yang masih jauh dari yang diharapkan. "Semuanya itu turut memberi kontribusi peningkatan kualitas pendidikan di daerah ini," katanya.
Dia mengatakan, perlakuan pengalokasian anggaran yang dijatahkan ke Provinsi NTT masih diperlakukan sama dengan sejumlah daerah yang hanya satu daratan saja. Hal itu tentu tidaklah adil dan berakibat kepada belum baiknya urusan pendidikan di daerah ini.
Memang lanjut dia, sejumlah upaya yang dilakukan oleh jajaran dunia pendidikan di daerah ini dengan seluruh stakeholdernya terus dilakukan. Namun demikian semuanya akan tetap berpatokan kepada sejuah mana daya dukungnya yang ada.
Kendatipun demikian, lanjut dia, kerja keras dengan segenap potensi yang ada terus dilakukan. Kegiatan literasi terus didorong melibatkan semua masyarakat. Termasuk dunia pers untuk bisa dengan seluruh potensi yang dimiliki memacu pengembangan dunia pendidikan di daerah ini.
"Ini sebuah refleksi dan otokritik bagi dunia pendidikan di NTT dan demi kepentingan kemajuan ke depannya," kata Alo Min.