Cegah COVID-19, Warga Sikka gelar ritual adat
Ini sebagai bentuk doa dari masyarakat di setiap kampung agar COVID-19 tidak masuk di kampung-kampung mereka
Kupang (ANTARA) - Warga Kabupaten Sikka menggelar ritual adat "Liko Lepeng" untuk mencegah penyebaran virus corona baru (COVID-19) di salah satu wilayah di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.
"Hampir semua kampung di Sikka belakangan ini mulai beramai-ramai menggelar ritual adat sebagai bagian dari kearifan lokal untuk pencegahan COVID-19 yang sekarang sudah merebak di mana-mana," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus ketika dihubungi dari Kupang, Jumat (4/4).
Ia menjelaskan pemerintah daerah setempat menyambut positif pelaksanaan ritual adat tersebut sebagai bentuk dukungan yang baik dari masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Ini sebagai bentuk doa dari masyarakat di setiap kampung agar COVID-19 tidak masuk di kampung-kampung mereka," katanya.
Ritual adat seperti itu, lanjut dia, hal yang lazim digelar masyarakat setempat sebagaimana mereka ketika menghadapi musibah lain, seperti kekeringan dan serangan hama pertanian.
Namun, kata dia, pemerintah daerah setempat juga terus mengimbau masyarakat untuk menaati protokol kesehatan terkait dengan penanganan COVID-19 yang sudah ditetapkan pemerintah.
Hingga saat ini, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di daerah itu 65 orang karena mereka datang dari daerah yang sudah terpapar COVID-19, sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) satu orang.
"Belum ada kasus positif di Sikka dan kita berharap tetap seperti itu dengan dukungan berbagai upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat," katanya.
Baca juga: Cegah COVID-19, Rutan Kupang bebaskan 21 narapidana
Baca juga: Sumba Timur tutup akses Pelabuhan Waingapu untuk kapal penumpang
"Hampir semua kampung di Sikka belakangan ini mulai beramai-ramai menggelar ritual adat sebagai bagian dari kearifan lokal untuk pencegahan COVID-19 yang sekarang sudah merebak di mana-mana," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus ketika dihubungi dari Kupang, Jumat (4/4).
Ia menjelaskan pemerintah daerah setempat menyambut positif pelaksanaan ritual adat tersebut sebagai bentuk dukungan yang baik dari masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
"Ini sebagai bentuk doa dari masyarakat di setiap kampung agar COVID-19 tidak masuk di kampung-kampung mereka," katanya.
Ritual adat seperti itu, lanjut dia, hal yang lazim digelar masyarakat setempat sebagaimana mereka ketika menghadapi musibah lain, seperti kekeringan dan serangan hama pertanian.
Namun, kata dia, pemerintah daerah setempat juga terus mengimbau masyarakat untuk menaati protokol kesehatan terkait dengan penanganan COVID-19 yang sudah ditetapkan pemerintah.
Hingga saat ini, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di daerah itu 65 orang karena mereka datang dari daerah yang sudah terpapar COVID-19, sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) satu orang.
"Belum ada kasus positif di Sikka dan kita berharap tetap seperti itu dengan dukungan berbagai upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat," katanya.
Baca juga: Cegah COVID-19, Rutan Kupang bebaskan 21 narapidana
Baca juga: Sumba Timur tutup akses Pelabuhan Waingapu untuk kapal penumpang