Selama triwulan 1 BI NTT temukan 24 lembar uang palsu

id Triwulan I, BI, NTT,Kota Kupang

Selama triwulan 1 BI NTT temukan 24 lembar uang palsu

Ilustrasi .Petugas teller BNI menyerahkan sejumlah uang pecahan kecil dan baru yang ditukarkan oleh seorang di kantor BNI Cabang Kupang, NTT,Rabu (6/5/2020). .ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.

Jumlahnya mengalami penurunan jika dibandingkan  periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 66 lembar.
Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa sampai dengan triwulan 1 tahun 2020, temuan uang palsu di wilayah NTT mencapai 24 lembar.

"Jumlahnya mengalami penurunan jika dibandingkan  periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 66 lembar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI NTT I Nyoman Ariawan Atmaja kepada wartawan di Kupang, Kamis, (14/5).

Baca juga: BI: jumlah uang tunai untuk Idul Fitri 2020 turun 4,57 persen
Baca juga: BI gandeng Polairud distribusikan uang ke seluruh wilayah NTT


Ia mengatakan temuan uang palsu tertinggi yakni berasal dari permintaan klarifikasi perbankan di wilayah Nusa Tenggara Timur itu.

"Sementara itu dari sisi pecahan, uamg palsu triwulan 1 tahun 2020 didominasi pecahan Rp100.000 yang berjumlah 22 lembar," tambah dia lagi.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran uang palsu di daerah itu, mengingat di hari-hari besar keagamaan sering ada yang memanfaatkan momen untuk bertransaksi dengan uang palsu.

Nyoman menambahkan bahwa pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi baik melalui media, secara langsung dan pamflet atau banner yang dipajang di tengah kota.

Untuk memastikan kelancaran sistem pembayaran di tengah wabah COVID-19, Nyoman mengatakan Bank Indonesia telah menempuh tiga langkah strategis untuk memastikan kelancaran sistem pembayaran nasional.

Tiga langkah itu adalah menghimbau masyarakat untuk menggunakan transaksi pembayaran secara nontunai melalui digital banking, uang elektronik, dan QR Code Pembayaran dengan standar QRIS.

Kedua menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran Bank Indonesia (tunai dan nontunai) serta sistem pembayaran industri. Hal ini dilakukan antara lain melalui pengurangan waktu operasional, implementasi split operation, dan menyediakan contact center sistem pembayaran bagi industri untuk mempercepat eskalasi isu dalam masa pandemi COVlD-19.

Baca juga: Ribuan UMKM di NTT terkena dampak COVID-19

Dan yang terakhir adalah menyediakan uang layak edar dalam jumlah yang memadai dan higienis serta layanan penukaran uang di seluruh Indonesia selama Hari Raya Idul Fitri tahun 2020.