Kupang, (AntaraNTT) - Konsorsium Belanda memastikan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Jembatan Palmerah Pancasila, yang menghubungkan Pulau Flores dengan Adonara di Kabupaten Flores Timur, akan dilaksanakan pada 20 Desember 2017.
"Rencana `ground breaking` Palmerah nanti pada hari ulang tahun NTT tanggal 20 Desember 2017," kata Juru Bicara Tim Konsorsium Belanda Latif Gau menjawab Antara melalui surat elektronik yang diterima, Sabtu (24/6) lalu.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan kepastian mengenai rencana investasi proyek Jembatan Pancasila Palmerah dan pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut di Selat Gonsalu, Kabupaten Flores Timur.
"Beberapa hari yang lalu, Duta Besar Belanda meminta bertemu dengan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. Pertemuan itu membahas rencana pembangunan Jembatan Palmerah ini dan sejauh ini tidak ada masalah," katanya.
Menurut dia, pelaksanaan proyek tersebut tertunda karena Pemerintah Indonesia belum selesaikan melaksanakan pra-"feasibility study" (FS) yang sedang dilakukan PT Bunana Archikom dan "detail engineering study" (DED).
Dia memperkirakan, pra-FS maupun DED itu akan selesai pada Oktober 2017, sehingga "ground breaking" bisa dilaksanakan pada 20 Desember 2017, sesuai dengan permintaan Gubernur NTT.
"Pak Gubernur minta proyek ini sebagai hadiah ulang tahun NTT dan kami menghargai itu," katanya.
Latif Gau menambahkan untuk proyek Tidal Bridge Larantuka, pihaknya sudah membuat pra-FS dan sudah beberapa kali mengunjungi lokasi.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya dalam keterangan terpisah mengatakan, perusahaan Tidal Bridge dari Belanda meminta pemerintah Indonesia untuk segera menyiapkan FS dan DED.
DED itu, kata Lebu Raya, yang akan menjadi dasar bagi Tidal Bridge untuk melakukan investasi membangun jembatan dan turbin sepanjang 800 meter itu.
"Mereka bahkan mendesak segera selesaikan FS dan DED. Karena itu menjadi dasar bagi mereka untuk membangun jembatan Pancasila," katanya.