Kementerian Kominfo bantu BTS untuk Sumba Barat
Alokasi empat BTS ini sebenarnya dibangun Maret 2020 lalu tetapi karena kondisi pandemi COVID-19 ini sehingga belum dilaksanakan
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Barat di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur mendapat alokasi pembangunan base transceiver station (BTS) sebanyak empat unit dari Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk memenuhi kebutuhan akses komunikasi masyarakat di daerah itu.
"Alokasi empat BTS ini sebenarnya dibangun Maret 2020 lalu tetapi karena kondisi pandemi COVID-19 ini sehingga belum dilaksanakan," Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik, Kabupaten Sumba Barat, Johanis Niga Leidju, dalam perbincangan saat berkunjung ke Kantor Berita Antara Biro NTT di Kupang, Rabu, (5/9).
Baca juga: Sumba Barat kembangkan obyek wisata sungai di Wanokaka
Ia menjelaskan, empat BTS tersebut akan di bangun menyebar pada dua wilayah yakni Kecamatan Lamboya Barat sebanyak tiga unit dan satu unit di Kecamatan Tana Righu.
Johanis mengapresiasi dukungan Kemenkominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) untuk menghadirkan infstruktur komunikasi tersebut yang selama ini sangat dinantikan masyarakat setempat.
"Dua wilayah di selatan Sumba Barat itu memang selama ini signalnya blank spot, jadi akses internet bagi warga di sana sangat sulit," katanya.
Ia mengatakan, saat ini infrastruktur BTS di Sumba Barat yang beroperasi yang dimiliki pihak swasta sekitar 29 unit, sementara bantuan dari Kemenkominfo sebanyak empat unit ini merupakan yang pertama kalinya.
"BTS dari Kominfo ini sudah pasti dibangun namun hanya menunggu waktu saja karena kita sedang dalam kondisi pandemi COVID-19," katanya.
Johanis mengaku optimistis, ketika pembangunan BTS tersebut terealisasi maka tidak hanya mempermudah akses komunikasi bagi masyarakat namun juga bisa mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di wilayah selatan Sumba Barat.
Baca juga: Sumba Barat tuntaskan pembangunan fasilitas di lokasi baru atraksi pasola
Ia mengatakan, ada banyak potensi wisata terutama wisata pantai dan laut di wilayah selatan namun selama ini belum populer karena akses telekomunikasi belum terbuka.
"Keterbatasan akses komunikasi ini menghambat kegiatan promosi karena orang-orang yang datang tidak bisa melakukan promosi secara langsung sehingga kita berharap persoalan ini bisa terjawab dengan pembangunan BTS," katanya.
"Alokasi empat BTS ini sebenarnya dibangun Maret 2020 lalu tetapi karena kondisi pandemi COVID-19 ini sehingga belum dilaksanakan," Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Persandian dan Statistik, Kabupaten Sumba Barat, Johanis Niga Leidju, dalam perbincangan saat berkunjung ke Kantor Berita Antara Biro NTT di Kupang, Rabu, (5/9).
Baca juga: Sumba Barat kembangkan obyek wisata sungai di Wanokaka
Ia menjelaskan, empat BTS tersebut akan di bangun menyebar pada dua wilayah yakni Kecamatan Lamboya Barat sebanyak tiga unit dan satu unit di Kecamatan Tana Righu.
Johanis mengapresiasi dukungan Kemenkominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) untuk menghadirkan infstruktur komunikasi tersebut yang selama ini sangat dinantikan masyarakat setempat.
"Dua wilayah di selatan Sumba Barat itu memang selama ini signalnya blank spot, jadi akses internet bagi warga di sana sangat sulit," katanya.
Ia mengatakan, saat ini infrastruktur BTS di Sumba Barat yang beroperasi yang dimiliki pihak swasta sekitar 29 unit, sementara bantuan dari Kemenkominfo sebanyak empat unit ini merupakan yang pertama kalinya.
"BTS dari Kominfo ini sudah pasti dibangun namun hanya menunggu waktu saja karena kita sedang dalam kondisi pandemi COVID-19," katanya.
Johanis mengaku optimistis, ketika pembangunan BTS tersebut terealisasi maka tidak hanya mempermudah akses komunikasi bagi masyarakat namun juga bisa mendorong pertumbuhan sektor pariwisata di wilayah selatan Sumba Barat.
Baca juga: Sumba Barat tuntaskan pembangunan fasilitas di lokasi baru atraksi pasola
Ia mengatakan, ada banyak potensi wisata terutama wisata pantai dan laut di wilayah selatan namun selama ini belum populer karena akses telekomunikasi belum terbuka.
"Keterbatasan akses komunikasi ini menghambat kegiatan promosi karena orang-orang yang datang tidak bisa melakukan promosi secara langsung sehingga kita berharap persoalan ini bisa terjawab dengan pembangunan BTS," katanya.