Ekspor komoditas porang dari Flores capai Rp2,7 miliar

id NTT, Kota Kupang, Porang

Ekspor komoditas porang dari Flores capai Rp2,7 miliar

Pejabat Karantina Pertanian Ende memeriksa umbi porang sebelum dilalulintaskan antararea di Kabupaten Ende. (Antara/HO-Karantina Pertanian Ende)

Meski saat ini, belum dapat dikirim atau diekspor langsung dari Flores, namun potensi ini harus kita dukung agar bisa memberikan nilai lebih bagi petani dan pelaku agribisnis di Flores
Kupang (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian mencatat selama periode Januari hingga Juli 2020 ekspor komoditas porang (tanaman umbi-umbian) dari pulau Flores sudah mencapai Rp2,7 miliar.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil kepada Antara di Kupang, Selasa, (11/8) mengatakan sayangnya potensi positif itu belum bisa dikirim atau diekspor langsung dari puulau Flores

"Meski saat ini, belum dapat dikirim atau diekspor langsung dari Flores, namun potensi ini harus kita dukung agar bisa memberikan nilai lebih bagi petani dan pelaku agribisnis di Flores,” katanya.

Baca juga: Balai Karantina hewan tak berwenang atur kuota pengiriman sapi

Ia mengatakan bahwa, berdasarkan data otomasi "Indonesia Quarantine Full Automation System" (IQFAST) Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian pada kuartal satu, volume porang yang dilalulintaskan dari Flores sebanyak 2,08 ton dengan frekuensi dua kali Rp18 juta.

Sedangkan pada kuartal dua meningkat sebanyak 8,5 ton dengan frekuensi 19 kali pengiriman Rp537 juta, sementara pada kuartal tiga hingga bulan berjalan mencapai 59,63 ton yaitu dengan pengiriman sebanyak 13 kali atau setara dengan Rp2,2 miliar.

Menurutnya badan karantina pertanian sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo akan terus mendorong peningkatan ekspor pertanian agar dapat memberikan nilai lebih bagi petani.

Porang dari Flores sendiri dikirim ke beberapa daerah seperti Makassar dan Surabaya untuk diekspor dalam bentuk irisan maupun tepung. Secara nasional ekspor komoditas porang juga meningkat hingga 160 persen.

Berdasarkan data IQFAST badan karantina pertanian pada tahun 2019 periode Januari hingga Juli ekspor porang mencapai 5,7 ribu ton sedangkan pada periode yang sama tahun ini sebanyak 14,8 ribu ton atau meningkat sebesar 9 ribu ton. Tujuan ekspor porang diantaranya ke China, Vietnam dan Thailand.

Peningkatan ekspor ini juga kata dia, salah satu yang menyumbang kenaikan ekspor pertanian nasional, sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 9,6 persen pada periode Januari hingga Juni 2020 dibanding periode yang sama pada tahun 2019.

Sedangkan Kepala Karantina Pertanian Ende Yulius Umbu dihubungi secara terpisah menyebutkan bahwa pihaknya mendorong budidaya dan ekspor komoditas porang melalui kerja sama, pendampingan dan pemenuhan persyaratan kesehatan (phytosanitary), juga percepatan pelayanan tindakan karantina.Selain itu juga dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (gratieks) di Kabupaten Sikka dan Ende.

Baca juga: Karantina Kupang gagalkan pengiriman ratusan coral

Jamil, juga mengajak agar pelaku agribisnis dan investor dapat bersama-sama menggerakkan sektor ekspor pertanian, seperti dengan mendirikan unit proses pengolahan, sehingga ekspor komoditas pertanian tidak lagi dalam bentuk mentah namun sudah dalam bentuk setengah jadi bahkan produk siap konsumsi.

“Bagi masyarakat yang tertarik dengan usaha ataupun ekspor pertanian, bisa bertanya langsung pada kami, komoditas yang potensial di suatu daerah dan tujuan negara ekspornya. Melalui IMACE nanti petugas karantina pertanian di unit pelaksana teknis akan memberikan informasi tersebut,” pungkasnya.