Laka Lena: Komisi IX akan bahas perkembangan vaksin COVID-19

id Obat COVID-19,vaksin,Bio Farma,Unair,Sinovac

Laka Lena: Komisi IX akan bahas perkembangan vaksin COVID-19

Ilustrasi: Seorang anggota staf menunjukkan sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd., yang berada di Beijing, China, 11 April 2020. ANTARA FOTO/Xinhua/Zhang Yuwei/pras. (.)

Dari Unair dan yang lainnya belum kami bahas langsung dengan yang bersangkutan, dan kami secara internal di Komisi IX akan membahas soal vaksin dalam masa sidang kali ini
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IX Melki Laka Lena mengatakan pihaknya akan segera membahas perkembangan vaksin yang tengah dikembangkan oleh anak negeri dalam masa sidang mendatang.

"Dari Unair dan yang lainnya belum kami bahas langsung dengan yang bersangkutan, dan kami secara internal di Komisi IX akan membahas soal vaksin dalam masa sidang kali ini," katanya melalui pesan singkat pada Minggu, (16/8) Sore.

Sebelumnya, Universitas Airlangga bekerja sama dengan TNI AD, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polri untuk menyelesaikan penelitian obat baru untuk pasien COVID-19 yang dirawat tanpa ventilator di rumah sakit berupa hasil kombinasi dari tiga jenis obat.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengungkapkan kombinasi obat yang digunakan yaitu pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.

Jenderal TNI Andika Perkasa mengemukakan obat penawar COVID-19 tersebut telah selesai diuji klinis tahap ketiga oleh Universitas Airlangga, tinggal menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: Anggota DPR RI desak Kemenko PMK percepat perbaiki tata kelola JKN

Baca juga: Laka Lena sebut tes cepat COVID-19 masih dibutuhkan


Sementara itu, sebelumnya Komisi IX DPR RI Selasa 14 Juli 2020 lalu, telah menggelar rapat membahas kerja sama vaksin COVID-19 antara Bio Farma dengan perusahaan bioteknologi asal China, Sinovac.

Melki mengatakan pembahasan vaksin tersebut dibahas bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Direktur Utama PT Bio Farma.