Kupang (Antaranews NTT) - General Manager PT Pelindo III Tenau Kupang I Putu Sukadana mengatakan arus petikemas yang keluar dari Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya mencapai sekitar 10 persen atau masih kecil dibandingkan total barang yang masuk.
"Harus diakui barang-barang yang keluar dari NTT ini masih jarang. Dari data yang ada, full petikemas yang masuk ke Kupang dan beberapa daerah lain di NTT 100 yang masuk, yang keluar full itu hanya 10 box, bahkan kadan-kadang bisa kurang," kata I Putu Sukadana di Kupang, Jumat.
Untuk itu, katanya, dalam setiap pertemuan dengan pemerintah setempat pihaknya terus mendorong agar angkutan balik petikemas dapat dimaksimalkan salah satunya dengan menyediakan industri pengolahan.
Ia mengatakan, sebelumnya geliat arus petikemas yang keluar dari provinsi setempat didukung dari sektor energi atau proyek geothermal di Pulau Flores namun sudah berkurang seiring selesainya proyek tersebut.
Sukadana berharap, sektor industri lainnnya seperti semen, pangan, maupun pengolahan daging ternak ke depannya bisa tumbuh mengingat kesiapan arus petikemas sudah sangat mendukung.
Ia mencontohkan, seperti rencana pemanfaatan petikemas yang sudah disepakati pihaknya dengan perusahan pengelolah perkebunan tebu di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba.
"Kami sudah MoU dengan perusahan tersebut dan kami siap dukung untuk fasilitas angkutannya, dalam waktu dekat ini sudah ada kajian DED (Desain Enginering Detail) untuk dibangun satu dermaga untuk mendukung pertumbuhan pabrik gula di sana," katanya.
Lebih lanjut, Sukadana menjelaskan, arus balik petikemas terutama dari Pelabuhan Tenau Kupang ke depan bisa didukung dengan kehadiran Kawasan Industri Bolok yang dikembangkan pemerintah setempat.
Untuk itu pihaknya tengah memepersiapkan fasilitas pendukung seperti memperluas kapasitas dermaga untuk mengantisipasi peningkatan arus petikemas.
"Saat ini kami punya panjang dermaga total sekitar 550 meter yang terbagi di beberapa terminal namun kalau melihat dari tren ke depan bisa jadi tidak cukup, sehingga kami mendorong untuk perluasannya ke sisi utara," katanya.
Arus petikemas keluar NTT hanya 10 persen
Arus petikemas yang keluar dari Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya mencapai sekitar 10 persen atau masih kecil dibandingkan total barang yang masuk.