Ekspor cakalang NTT terbanyak ke Jepang

id cakalang

Ekspor cakalang NTT terbanyak ke Jepang

Eskpor ikan cakalang dari Nusa Tenggara Timur selama 2017 mencapai 157 ton. (Foto ANTARA)

"Ekspor ikan cakalang dari NTT terbanyak ke Jepang, negara itu menjadi satu-satunya tujuan ekspor cakalang pada tahun 2017," kata Edi Santoso.

Kupang (Antaranews NTT) - Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (KIPM) Kelas 1 Kupang Edi Santoso mengatakan ekspor ikan cakalang dari Nusa Tenggara Timur sebanyak 157 ton pada 2017 umumnya ke Jepang.

"Ekspor ikan cakalang dari NTT terbanyak ke Jepang, negara itu menjadi satu-satunya tujuan ekspor cakalang pada tahun 2017," kata Edi Santoso saat dihubungi Antara di Kupang, Sabtu.

Ekspor ikan cakalang ke negeri Sakura itu di antaranya cakalang beku sebanyak 25 ton dan cakalang asap 132 ton lebih.

Jepang, kata Edi, menjadi satu-satunya negara yang meminati ikan cakalang dari Nusa Tenggara Timur, selain Brunai Darusalam, Singapura, Malaysia, Australia, Timor Leste, Hongkong, dan Amerika.

Meskipun demikian, KIPM Kupang mencatat jumlah ekspor ikan cakalang pada 2017 mengalami penurunan dibanding pada tahun 2016 yakni cakalang beku sebanyaj 449 ton dan cakalang asap 201 ton lebih.

Edi mengatakan, penurunan jumlah eskpor ikan tersebut disebabkan juga akibat faktor cuaca buruk dalam tahun bersangkutan yang berdampak pada penurunan produktivitas tangkapan nelayan.

Namun, menurut Abdul Wahab Sidin, Humas HNSI Kota Kupang, ekspor ikan cakalang dari Nusa Tenggara Timur turun disebabkan banyak nelayan dari Bali datang menangkap ikan di wilayah perairan selatan NTT.

Dalam akun facebooknya, Wahab mengatakan nelayan "pole and line" di NTT sangat kecewa dengan maraknya kapal purse seine dari Bali yang memasang rumpon di perairan selatan Pulau Timor dan di Laut Sawu.

"Mereka menggunakan kapal purse seine besar tapi anehnya tidak pernah ditangkap. Sementara nelayan pole and line di NTT yang terlambat mengurus izin penangkapan saja, di bola kesana kemari seperti layaknya orang asing,"ujarnya.

"Apakah ini bentuk pelayanan yang patut diberikan kepada kami sebagai nelayan kecil? Kondisi inilah yang sering membuat sebagian nelayan kecil putus asa," ujarnya.

Edi mengatakan, secara keseluruhan jumlah hasil laut dari provinsi dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 kilometer persegi itu, sebanyak 689 ton yang diekspor pada 2017 dengan nilai 3,4 juta dolar AS.

Jumlah hasil laut yang ekspor tersebut mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan pada 2016 yang tercatat di KIPM Kupang sebanyak 1.200 ton lebih dengan nilai mencapai 4 juta dolar AS.

Edi menyebut berbagai hasil laut yang diekspor pada 2017 di antaranya, ikan cakalang, tuna loin, skipjack loin, demersal, anggoli, kakap beku, tenggiri beku. Selain itu, ada pula produksi gurita beku, ikan kering, ikan sardine, udang putih beku, dan ikan air tawar beku.

Ia mengatakan, dari semua hasil laut yang diekspor itu, produksi ikan kering berada pada urutan pertama terbanyak yang diekspor ke Timor Leste mencapai 245,9 ton lebih dengan nilai ekspor lebih dari 759.000 dolar AS.