Harmoni gelar ritual adat Wuat Wa'i

id harmoni

Harmoni gelar ritual adat Wuat Wa'i

Pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT Benny Harman (tengah) dan Benni Litelnoni (kanan) sedang menyalami seorang tamu sebelum upacara Wuat Wa'i di Ruteng, Manggarai, Sabtu (27/1). (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

acara ritual tersebut merupakan acara adat dalam rangka memberikan restu serta pengutusan kepada Harmoni yang mau maju dalam arena Pilgub NTT 2018.
Ruteng, Flores (Antaranews NTT) - Pasangan bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Benny Harman-Benni Litelnoni (Harmoni), Sabtu, menggelar ritual adat Wuat Wa`i di Ruteng, Manggarai, Pulau Flores untuk maju dalam pemilu gubernur NTT pada Juni 2018.

Ketua Panitia Ritual Adat Wuat Wa`i untuk pasangan calon Harmoni, Marsel Sudirman menjelaskan acara ritual tersebut merupakan acara adat dalam rangka memberikan restu serta pengutusan kepada Harmoni yang mau maju dalam arena Pilgub NTT 2018.

"Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya bahwa Wuat Wa`i itu untuk memberikan pengutusan bagi seseorang yang mau berjuang," katanya.

"Dan saat ini, Pak Benny Harman dan Pak Benni Litelnoni mau maju untuk menjadi gubernur-wakil gubernur. Atas dasar itu, dilakukan upacara adat tersebut," katanya menambahkan.

Pemberian bekal yang dikenal dengan bahasa Manggarai Wuat Wa`i tersebut juga merupakan ritual yang isinya memohon perlindungan dari para leluhur kepada pasangan Harmoni.

Bakal Calon Gubernur Benny K Harman sendiri adalah putra asli Kota Ruteng. Oleh karena itu menurutnya momentum tersebut adalah cara dari masyarakat di Manggarai untuk memohon berkat dari Tuhan melalui leluhur mereka.

Ritual tersebut juga, menurut Marsel, bermaksud untuk memberikan kekuatan baik rohani maupun jasmani dalam bertarung dalam sebuah pertarungan politik.

"Tetapi ritual seperti ini memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Manggarai, karena memang jika ada anak atau keluarga hendak berjuang atau merantau selalu digelar ritual ini," katanya.

Menurut laporan wartawan Antara dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai di Pulau Flores, ritual tersebut dipimpin oleh seorang tokoh adat yang paling dihormati di Kampung Ruteng (Ruteng Pu`u).

Sebelum digelar upacara adat Wuat Wa`i, ada kata sambutan yang disampaikan oleh seorang tokoh adat sambil memegang seekor ayam putih dan juga sebotol tuak.

Menurut Marsel itu merupakan ucapan penyambutan bagi para undangan yang datang. Dan ayam putih adalah tanda ketulusan dan kesucian dari masyarakat Manggarai Barat yang datang.

Sementara itu saat acara dimulai, digelar pula doa dalam bahasa Manggarai sambil seorang tokoh ada memegang ayam merah.

"Ayam merah menunjukkan keperkasaan, kejantanan serta kepahlawanan seseorang. Itu ditujukan buat pasangan calon Harmoni yang akan bertarung nanti," ujarnya.

Acara ritual Wuat Wa`i tersebut dihadiri oleh kurang lebih 3.000 massa dari tiga kabupaten di Flores yakni Manggarai Barat, Manggarai Timur, dan Manggarai dalam slogan Manggarai Raya.