NTT-YBL kerja sama pengembangan desa agroforestri bambu

id NTT,Dinas PMD NTT,Yayasan Bambu Lestari,desa agroforestri bambu

NTT-YBL kerja sama pengembangan desa agroforestri bambu

Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Viktorius Manek (kiri) bersama Presiden Direktur Yayasan Bambu Lestari (YBL) Arid Amir Rabik berporses bersama usai menandatangani kerja sama pengembangan desa agroferstri bambu. Senin (9/8/2021). (ANTARA/HO-Biro Humas Setda Provinsi NTT)

...Kerja sama yang strategis dengan pihak YBL ini dalam rangka menuju ekonomi hijau (green economic) melalui pemberdayaan perempuan pelopor yang tersebar beberapa kabupaten
Kupang (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lestari (YBL) mengembangkan desa agoroforestri untuk komoditi bambu di provinsi berbasiskan kepulauan.

"Kerja sama yang strategis dengan pihak YBL ini dalam rangka menuju ekonomi hijau (green economic) melalui pemberdayaan perempuan pelopor yang tersebar beberapa kabupaten," kata Kepala Dinas PMD NTT Viktorius Manek di Kupang, Senin, (9/8) perwakilan instansi teknis yang menandatangani kerja sama pengembangan desa agroforestri bambu dengan Presiden Direktur YBL Arid Amir Rabik.

Agroforestri atau wanatani merupakan budidaya tanaman kehutanan yang dilakukan bersama dengan tanaman pertanian atau peternakan.

Viktorius menjelaskan dengan kerja sama ini, nantinya ketika kaum perempuan yang dibina pihak YLB menyiapkan bibit bambu maka Dinas PMD NTT berkewajiban membeli dengan harga Rp2.500 per bibit.

"Bibit bambu yang dihasilkan juga adalah yang kelas primer, dan pembayaran akan dilakukan setelah ada berita acara pemeriksaan yang ditandatangani para pihak terkait," katanya.

Ia menjelaskan pada masa pembibitan hingga ke persiapan panen yang membutuhkan waktu hingga tujuh tahun akan menjadi tanggung jawab Dinas PMD NTT. Sedangkan untuk penanaman anakan bambu akan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Viktorius Manek menambahkan pemerintah provinsi menyambut baik kerja sama program pengembangan desa agroforestri bambu ini karena juga akan berdampak bagus bagi kelestarian lingkungan mengingat masih banyak lahan kritis di NTT.

Baca juga: Gubernur resmikan Kampus Desa Bambu Agroforestri di Flores

"Jadi bukan saja dampak ekonomi yang akan dirasakan, tetapi juga kita bisa berkontribusi bagi kelestarian lingkungan," katanya.

Sementara itu, Presiden Direkrut YBL Arif Amir Rabik mengatakan pihaknya memilih NTT sebagai sasaran program karena banyak jenis bambu berkualitas baik ada provinsi ini.

Baca juga: Pelestarian bambu di Flores libatkan 196 perempuan

Ia menyebutkan sejumlah jenis bambu seperti jenis Betung dan Pering di Pulau Flores, dan juga bambu Salako atau sering disebut Timor Black yang ada di Pulau Timor.

"Pengembangan bambu yang ada di NTT ini tentu sangat baik untuk masa depan NTT karena selain memberikan manfaat ekonomi juga untuk membantu rehabilitasi lahan kritis di NTT," katanya.