Nilai investasi NTT tak capai target

id BKPMD

Nilai investasi NTT tak capai target

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Nusa Tenggara Timur Samuel Rebo. (Foto ANTARA/Kornelis Kaha)

Nilai investasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 hanya mencapai Rp4,19 triliun dari target yang diberikan pemerintah pusat sebesar Rp8,2 triliun.

Kupang (AntaraNews NTT) - Nilai investasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 hanya mencapai Rp4,19 triliun dari target yang diberikan pemerintah pusat sebesar Rp8,2 triliun, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) NTT Samuel Rebo.

"Tahun 2017 target investasi kita yang ditargetkan oleh pemerintah pusat tidak tercapai. Peningkatannya hanya mencapai 30 persen dari yang ditargetkan," katanya, di Kupang, Kamis.

Menurutnya, target yang diberikan pemerintah pusat dengan nilai investasi mencapai Rp8,2 triliun itu terlalu tinggi, sehingga lompatannya untuk mencapai target itu sangat sulit.

Walaupun target nasional tak tercapai pada 2017, tetapi untuk target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2017 provinsi berbasis kepulauan itu melebih target yang diharapkan yakni Rp3,15 triliun.

"Memang kalau untuk nasional tak tercapai. Tetapi kami bersyukur karena untuk target RPJM tahun kemarin tercapai dari Rp3,15 triliun menjadi Rp4,19 triliun," ujarnya pula.

Sementara itu, untuk penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada tahun 2017 justru mengalami peningkatan pada PMDN, sedangkan PMA-nya justru mengalami penurunan.

"Kalau berbicara soal PMA dan PMDN, pada tahun 2017 nilai investasi PMDN mencapai Rp3,24 triliun, sementara untuk nilai investasi PMA hanya mencapai Rp945,6 miliar," ujar dia.

Capaian itu berbanding terbalik dengan nilai investasi PMA dan PMDN pada tahun 2016, dengan nilai investasi PMA mencapai Rp1,8 triliun dan nilai investasi PMDN mencapai Rp1,28 triliun.

Kemudian belum tercapai target investasi Provinsi NTT pada 2017 itu diakibatkan masalah lahan yang selalu menjadi kendala bagi para investor untuk berinvestasi di daerah ini.

Selain itu, juga ada yang berkaitan dengan masalah sosialisasi di lapangan tidak berjalan dengan lancar, sehingga terjadi banyak reaksi penolakan dari masyarakat.

"Padahal untuk tahun 2017 itu dari rencana investasi di NTT bisa mencapai Rp10 triliun dari izin yang sudah keluar bagi investor, tapi tidak semuanya merealisasikan rencana investasi di lapangan," katanya pula.

Ia berharap pada 2018 ini masalah lahan di NTT dapat diatasi, sehingga investor asing bisa mulai membangun dan berbisnis di NTT.