Pilkada 2018 - BKH minta doa Uskup Agung Ende

id BKH

Pilkada 2018 - BKH minta doa Uskup Agung Ende

Benny K Harman (tengah) sedang meminta restu dari Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Poto Kota (kanan) untuk maju dalam Pemilu Gubernur NTT 2018. (ANTARA Foto/Istimewa)

"Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya membangun hubungan yang harmonis antara gereja dan pemerintah," kata Benny K Harman
Kupang (AntaraNews NTT) - Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur Benny Kabur Harman (BKH) meminta doa dan restu dari Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota untuk maju dalam gelanggang politik pemilu Gubernur NTT 2018.

"Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya membangun hubungan yang harmonis antara gereja dan pemerintah," kata Benny dalam rilis yang diterima Antara di Kupang, Senin, terkait dengan silaturahimnya bersama Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota.

Politisi dari Partai Demokrat itu maju menjadi Calon Gubernur NTT berpasangan dengan wakil gubernur NTT petahana Benny Alexander Litelnoni. Pasangan calon kepala daerah ini bersandi politik Harmoni dan berada di nomor urut 3 (tiga) sebagai peserta Pilgub NTT 2018.

Paket Harmoni maju dalam gelanggang Pilgub NTT 2018 diusung Partai Demokrat, PKPI, dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Kebhinekaan. Koalisi tiga parpol itu memiliki 13 kursi di parlemen lokal, yakni Partai Demokrat delapan kursi, PKPI (3), dan PKS (2).

Dalam pertemuan tersebut, Uskup Sensi mengatakan bahwa pada dasarnya gereja siap mendukung siapa saja yang berniat maju dalam pemilihan kepala daerah untuk membangun Nusa Tenggara Timur ke arah yang lebih baik dan maju.

"Gereja selalu mendukung siapa pun untuk maju dalam Pilgub NTT ini apalagi mereka yang mau membangun NTT. Tentu, gereja akan mendukungnya," kata Mgr Sensi Potokota.

Sebagai imam, dirinya bersama pastor lainnya akan selalu mendoakan putra-putri terbaik yang dimiliki oleh provinsi berbasis kepulauan itu.

"Saya rasa kita semua sepakat bahwa pilkada adalah satu-satunya gerbang masuk menuju cita-cita bersama dan belajar demokrasi," ujarnya.

Menurut rohaniwan Katolik itu, sejauh ini sistem demokrasi Indonesia baik dan sudah mendidik masyarakat.

Uskup Sensi mengatakan gereja membutuhkan figur pemimpin yang tepat untuk bisa membebaskan NTT dari berbagai ketertinggalan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Selain itu, ia juga meminta agar seorang pemimpin mampu menghilangkan primodialisme. Masyarakat juga diminta untuk memilih figur pemimpin, bukan soal partai pendukungnya.

"Saya juga berharap para pendukung tidak saling menyudutkan yang nantinya akan berujung pada konflik. Kita berharap bersama agar pilkada kita aman, baik di NTT maupun di luar NTT," tuturnya.