Pembuang limbah Tahu ditindak tegas

id limbah

Pembuang limbah Tahu ditindak tegas

Wali Kota Kupang Jefri Riwu Koreh akan menindak tegas pengusaha yang membuang limbah Tahu ke sungai. (ANTARA Foto/dok)

Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, akan menindak dengan tegas para pengusaha tempe dan tahu yang masih bebas membuang limbah ke sungai.
Kupang (AntaraNews NTT) - Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, akan menindak dengan tegas para pengusaha tempe dan tahu yang masih bebas membuang limbah ke sungai.

"Pertama-tama kami berikan peringatan terlebih dahulu bagi mereka, tetapi masih melakukan juga maka akan kami tutup juga usaha itu dan meminta polisi untuk menindak mereka," kata Wali Kota Kupang Jefri R Koreh kepada wartawan di Kupang, Kamis (22/3).

Hal ini disampaikannya saat mengikuti acara memperingati Hari Air Sedunia yang diselenggarakan oleh Balai Sungai Wilayah Nusa Tenggara II di Sungai Dendeng di Kelurahan Fontein, Kota Kupang.

Ia mengatakan beberapa waktu lalu mendapatkan laporan dari warga soal pembuangan limbah pembuatan tahu dan tempe ke sungai yang mengakibatkan bau busuk.

Tak hanya itu akibat pembuangan limbah ke sungai itu, rumah-rumah yang berada di pinggiran sungai itu juga kena imbasnya. Yang lebih parah lagi sungai yang bersih menjadi kotor.

Baca juga: Limbah Medis di belakang RSUD Kota Kupang
Baca juga: Pembuangan Limbah Medis B3 Meresahkan Warga
Wali Kota Kupang Jefri Riwu Koreh (ANTARA Foto/ist)

"Saya minta supaya kalau buang limbah pembuatan tahu dan tempe digalilah sebuah lubang agar pembuangannya dilakukan di lubang itu," tambahnya.

Tak hanya bagi para pembuang limbah tahu dan tempe, masyarakat yang tinggal di penggiran sungai itu juga diharapkan tidak membuang sampah sembarangan di sepanjang aliran sungai itu.

"Kita bersyukur kita punya satu-satunya sungai yang tetap ada airnya sepanjang tahun. Oleh karena itu mari kita jaga agar bersih," tuturnya.

Mantan Anggota DPR RI Komisi XI ini juga menceritakan saat dirinya masih berada dibangku sekolah, sungai itu justru dapat menjadi tempat bermain anak-anak karena memang jernih.

Oleh karena itu iapun berharap kondisi seperti saat dirinya sekolah bisa kembali terasa saat ini. Apalagi mulai dibersihkan oleh kurang lebih 200-an warga kota Kupang itu.