Mama Emi jadi korban berita bohong

id Mama Emi

Mama Emi jadi korban berita bohong

Calon Wakil Gubernur NTT Emelia Julia Nomleni saat berkampanye Dialogis di Sumba Barat. (Foto Antara/Istimewa)

Saya pernah menjadi korban pemberitaan hoaks yang menyatakan bahwa saya telah didiskualifikasi sebagai kandidat Pilgub 2018. Padahal, kabar itu jelas-jelas tidak benar,"
Kupang (AntaraNews NTT) - Calon wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur nomor urut 2, Emelia Julia Nomleni mengajak masyarakat NTT untuk memerangi informasi bohong (hoaks) karena sudah sangat meresahkan masyarakat.

Mama Emi, sapaan akrab Emelia yang ditemui di Kupang, Rabu (4/4) mengaku dirinya sendiri pernah menjadi korban berita hoaks beberapa waktu lalu yang masih berkaitan dengan keikutsertaannya dalam Pilgub 2018.

"Saya pernah menjadi korban pemberitaan hoaks yang menyatakan bahwa saya telah didiskualifikasi sebagai kandidat Pilgub 2018. Padahal, kabar itu jelas-jelas tidak benar," katanya kepada wartawan.

Ia mengatakan bahwa selama ini pemerintah kadang melakukan penertiban. Tapi persoalan memerangi berita hoaks ini sebenarnya tergantung pada pribadi masing-masing. Oleh karena itu masyarakat harus dilibatkan, bergandengan tangan memerangi berita hoaks.

Pasangan Marianus Sae ini mengatakan, berita hoaks itu kadang membuat orang takut, galau, bahkan terjebak dalam situasi penuh ketidakpastian.

Mata rantai berita hoaks ini, lanjutnya, harus diputus karena bisa menggangu ketenteraman dan keberagaman yang selama ini diperjuangkan.

"Ketika ada berita yang tidak benar disampaikan ke semua orang, akan menimbulkan hal-hal yang memisahkan satu dengan yang lain. Karena berita itu membuat orang berada dalam ketakutan, ketidakpastian, dan kadang menimbulkan pertentangan yang dalam antarsesama masyarakat," katanya menjelaskan.

Menurutnya, kalau masyarakat merasa bahwa suatu informasi itu tidak benar, jangan diteruskan. Harus putus di situ.

Intinya, menurut Emi, memerangi berita hoaks ini dimulai dari diri masing-masing individu.

Menurut Mama Emi, alasan sederhana seseorang harus menyebarkan berita hoaks adalah agar mendapatkan pengakuan dari masyarakat.

"Alasan sederhana seseorang harus menyebarkan berita hoaks adalah agar mendapatkan pengakuan, bahwa dialah yang lebih dahulu mendapatkan sebuah informasi. Padahal ketika ditelurusi, berita yang disebarkan itu tidak benar," jelasnya.

Perempuan berambut putih ini lagi-lagi menegaskan, persoalan ini akan cepat teratasi jika masyarakat turut dilibatkan.

"Konkretnya begini, masyarakat harus diajarkan untuk lebih melihat ini sebagai sesuatu yang harus diperangi secara bersama-sama.? Tanpa melibatkan masyarakat, saya pikir perjuangan ini takkan sempurna, karena masyarakatlah pelaku kehidupan ini," tegasnya.