Matim dukung petani kopi lewat gerakan tanam kopi arabika
...Manggarai Timur sudah berada pada tahap pengembangan kopi dan kami lakukan berbagai cara agar kopi menyejahterakan semua pihak, khususnya para petani
Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur berkomitmen untuk mendukung para petani kopi melalui gerakan tanam kopi arabika di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Manggarai Timur sudah berada pada tahap pengembangan kopi dan kami lakukan berbagai cara agar kopi menyejahterakan semua pihak, khususnya para petani," kata Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin, (29/11).
Salah satu cara agar pengembangan kopi berhasil dan petani menjadi sejahtera yakni melalui Pencanangan Gerakan Tanam Kopi Arabika Dukungan Kementerian Pertanian Tahun 2021 yang telah dilakukan di Lembaga Pengembangan Usaha Tani (LPUT) Mano.
Sebagai kabupaten dengan potensi sektor perkebunan yakni kopi yang sangat menjanjikan, pemerintah daerah berkomitmen untuk mengembangkan dan memperluas areal perkebunan kopi agar Manggarai Timur menjadi kabupaten penghasil kopi terbaik di dunia.
Menurut Bupati Agas, petani harus mendapat manfaat paling besar dari kopi dengan menyiapkan jalur distribusi yang transparan. Dengan demikian, petani tidak lagi menjual produk mentah, melainkan produk jadi, sehingga akan lebih banyak uang beredar di Manggarai Timur.
Dukungan pengembangan kopi di Manggarai Timur juga dilontarkan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat pada kegiatan pencanangan tersebut.
Julie berkomitmen agar dana aspirasinya dipakai untuk pengembangan kawasan kopi dan mengurus komoditi kopi dari hulu sampai hilir untuk menyejahterakan masyarakat, khususnya petani.
Ia pun berharap etos kerja petani menjadi salah satu fokus utama, agar ada pengelolaan kawasan secara kolaboratif dan pola-pola baru yang dipelajari.
Pencanangan gerakan tanam kopi arabika merupakan terobosan pemerintah di lahan LPUT seluas empat hektare. Lahan tersebut sekiranya akan dikembangkan menjadi lahan agrowisata kopi dan menjadi milik Keuskupan Ruteng.
Pengelolaan lahan tersebut menjadi kolaborasi antara pemerintah, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), dan pihak Keuskupan Ruteng.
Dalam gerakan tersebut, tersedia tiga tawaran paket wisata tanam kopi yang disiapkan pengelola. Paket pertama yaitu paket menanam kopi dengan harga Rp25.000.
Selanjutnya, paket kedua yakni menanam kopi yang diberi label nama penanam pada pohon kopi dengan harga Rp50.000. Dan terakhir paket ketiga yakni paket menanam kopi yang diberi label nama penanam pada pohon kopi dan jaminan sampai berbunga dengan harga Rp100.000.
Baca juga: Pemkab Matim dorong perempuan tekuni profesi sebagai penenun
Baca juga: 93.430 warga Manggarai Timur sudah jalani vaksinasi dosis pertama
"Manggarai Timur sudah berada pada tahap pengembangan kopi dan kami lakukan berbagai cara agar kopi menyejahterakan semua pihak, khususnya para petani," kata Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin, (29/11).
Salah satu cara agar pengembangan kopi berhasil dan petani menjadi sejahtera yakni melalui Pencanangan Gerakan Tanam Kopi Arabika Dukungan Kementerian Pertanian Tahun 2021 yang telah dilakukan di Lembaga Pengembangan Usaha Tani (LPUT) Mano.
Sebagai kabupaten dengan potensi sektor perkebunan yakni kopi yang sangat menjanjikan, pemerintah daerah berkomitmen untuk mengembangkan dan memperluas areal perkebunan kopi agar Manggarai Timur menjadi kabupaten penghasil kopi terbaik di dunia.
Menurut Bupati Agas, petani harus mendapat manfaat paling besar dari kopi dengan menyiapkan jalur distribusi yang transparan. Dengan demikian, petani tidak lagi menjual produk mentah, melainkan produk jadi, sehingga akan lebih banyak uang beredar di Manggarai Timur.
Dukungan pengembangan kopi di Manggarai Timur juga dilontarkan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat pada kegiatan pencanangan tersebut.
Julie berkomitmen agar dana aspirasinya dipakai untuk pengembangan kawasan kopi dan mengurus komoditi kopi dari hulu sampai hilir untuk menyejahterakan masyarakat, khususnya petani.
Ia pun berharap etos kerja petani menjadi salah satu fokus utama, agar ada pengelolaan kawasan secara kolaboratif dan pola-pola baru yang dipelajari.
Pencanangan gerakan tanam kopi arabika merupakan terobosan pemerintah di lahan LPUT seluas empat hektare. Lahan tersebut sekiranya akan dikembangkan menjadi lahan agrowisata kopi dan menjadi milik Keuskupan Ruteng.
Pengelolaan lahan tersebut menjadi kolaborasi antara pemerintah, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), dan pihak Keuskupan Ruteng.
Dalam gerakan tersebut, tersedia tiga tawaran paket wisata tanam kopi yang disiapkan pengelola. Paket pertama yaitu paket menanam kopi dengan harga Rp25.000.
Selanjutnya, paket kedua yakni menanam kopi yang diberi label nama penanam pada pohon kopi dengan harga Rp50.000. Dan terakhir paket ketiga yakni paket menanam kopi yang diberi label nama penanam pada pohon kopi dan jaminan sampai berbunga dengan harga Rp100.000.
Baca juga: Pemkab Matim dorong perempuan tekuni profesi sebagai penenun
Baca juga: 93.430 warga Manggarai Timur sudah jalani vaksinasi dosis pertama