Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mendorong pengembangan agrowisata kopi juria di Lembah Colol, Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
"Kopi juria ini adalah salah satu yang kami jadikan ikon terkhusus untuk pengembangan wisata kopi Lembah Colol," kata Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina di Labuan Bajo, Rabu, (16/6).
Shana menjelaskan telah melakukan konsolidasi dengan petani kopi, masyarakat indikasi geografis hingga keuskupan tentang agrowisata kopi juria tersebut.
Selain punya cita rasa nikmat, kopi juria juga punya sejarah panjang karena komoditas itu sudah ditanam sejak era pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1937 dan menjadi legenda perkopian di Pulau Flores.
"Kami sepakat untuk mengembangkan produk kopi ini sebagai agrowisata dari hulu sampai ke hilir," ucap Shana.
Kopi juria ditanam dengan sistem organik sehingga menghasilkan kopi bercitarasa spicy dengan aftertaste manis yang dipadukan mint.
Wisatawan dapat memetik kopi tersebut langsung di kebun, melihat proses pengeringan kadar air pada biji di laboratorium hingga proses pengolahan lanjutan menjadi bubuk kopi.
"Lalu ujungnya penyajian produk kopi tersebut ke wisatawan, ada coffee shop, showcase yang ada di Labuan Bajo. Kami juga mendorong munculnya berbagai brand produk kopi lokal yang juga memperkenalkan kopi juria," pungkas Shana.
Baca juga: BPOLBF sebut empat strategi pulihkan kunjungan wisata ke Labuan Bajo
Lebih lanjut ia menyampaikan kopi juria tidak hanya sekedar komoditas pertanian, tetapi sebagai identitas kebudayaan karena minum kopi sudah menjadi tradisi turun temurun dari masyarakat Manggarai.
Baca juga: Dirut BPOLBF sebut turis akan nikmati wajah baru Labuan Bajo
"Kopi ini tidak hanya sebagai produk, tapi kebudayaan. Kami menarasikan ini dengan petani di Lembah Colol bahwa menunjukkan kopi adalah bagian dari kehidupan masyarakat Manggarai," ujar Shana.
BPOLBF dorong pengembangan agrowisata kopi juria di Lembah Colol
...Kopi ini tidak hanya sebagai produk, tapi kebudayaan