Minyak berjangka menguat di Asia

id harga minyak,minyak berjangka,minyak Brent,sesi asia,laporam IEA

Minyak berjangka menguat di Asia

Ilustrasi - Pompa minyak bekerja saat matahari terbenam di dekat Midland, Texas, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Jessica Lutz/aa.

...Pertanyaan tentang berapa banyak minyak Rusia akan terus berayun dan ketidakpastian tentang seberapa buruk kehancuran permintaan minyak mentah akan membuat pasar energi gelisah
Singapura (ANTARA) - Minyak berjangka naik di awal perdagangan Asia pada Kamis, (17/3) pagi, memulihkan beberapa kerugian hari sebelumnya, setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan penurunan permintaan minyak karena harga yang lebih tinggi tidak akan mengimbangi penutupan pasokan minyak Rusia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik sekitar 66 sen atau 0,67 persen, menjadi diperdagangkan di 98,68 dolar AS per barel pada pukul 12.22 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April naik 84 sen atau 0,86 persen menjadi 95,86 dolar AS per barel.

Kedua kontrak telah ditutup lebih rendah pada Rabu (16/3/2022), menyusul lonjakan tak terduga dalam stok minyak mentah AS dan tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina. Minyak mentah AS telah menetap turun 1,08 persen pada 95,04 dolar AS per barel, sementara Brent turun 1,9 persen pada 98,02 dolar AS per barel.

Namun kontrak berjangka memulai sesi lebih tinggi, setelah pasar mencerna laporan dari Badan Energi Internasional yang mengatakan sekitar 3 juta barel per hari produksi minyak Rusia dapat ditutup karena sanksi Barat dan karena pembeli menolak ekspor Rusia. Itu akan melebihi penurunan permintaan 1 juta barel per hari yang diantisipasi sebagai akibat dari harga yang lebih tinggi.

"Pertanyaan tentang berapa banyak minyak Rusia akan terus berayun dan ketidakpastian tentang seberapa buruk kehancuran permintaan minyak mentah akan membuat pasar energi gelisah," Edward Moya, analis pasar senior untuk OANDA, menulis dalam sebuah catatan.

Persediaan minyak di Amerika Serikat naik 4,3 juta barel dalam seminggu hingga 11 Maret menjadi 415,9 juta barel, menurut Badan Informasi Energi AS, melampaui ekspektasi analis untuk penurunan 1,4 juta barel.

Baca juga: Minyak catat hari terburuk sejak pandemi


Baca juga: Emas jatuh 20,5 dolar jelang hasil pertemuan moneter Fed

Pasar minyak sebagian besar mengabaikan langkah Federal Reserve AS pada Rabu (16/3/2022) untuk menaikkan suku bunga seperempat poin persentase, seperti yang diantisipasi.