Singapura (ANTARA) - Harga minyak dibuka lebih rendah di awal perdagangan Asia pada Selasa, (17/5) setelah upaya Uni Eropa untuk memberlakukan larangan impor minyak Rusia, sebuah langkah yang akan memperketat pasokan global, mendapat perlawanan dari negara anggota Hongaria.
Minyak mentah berjangka Brent turun 35 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 113,89 dolar AS per barel pada pukul 00.04 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS jatuh 52 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 113,68 dolar AS per barel.
Para menteri luar negeri Uni Eropa gagal pada Senin (16/5/2022) dalam upaya mereka untuk menekan Budapest agar mencabut vetonya atas embargo minyak yang diusulkan terhadap Rusia menyusul invasi negara itu ke Ukraina. Embargo akan membutuhkan persetujuan dari semua negara Uni Eropa.
Di sisi permintaan, data dari China menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu memproses minyak mentah 11 persen lebih sedikit pada April dibandingkan tahun sebelumnya di tengah penguncian ketat COVID-19, dengan throughput harian turun ke level terendah sejak Maret 2020 karena kilang memangkas operasi di tengah konsumsi lebih lemah.
Sementara permintaan China turun, di Amerika Serikat produsen meningkatkan produksi untuk mengisi kembali persediaan yang telah berkurang setelah perang Rusia di Ukraina - yang disebut Moskow "operasi militer khusus" - dan pemulihan dari pandemi virus corona.
Baca juga: Uni Eropa gagal capai sepakat tembargo minyak Rusia
Produksi minyak di Permian di Texas dan New Mexico, cekungan minyak serpih terbesar AS, akan naik 88.000 barel per hari (bph) ke rekor 5,219 juta barel per hari pada Juni, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan produktivitasnya pada Senin (16/5/2022).
Baca juga: Minyak turun karena kekhawatiran pasokan berlanjut
Persediaan dalam Cadangan Minyak Strategis AS (SPR) turun menjadi 538 juta barel, terendah sejak 1987, data dari Departemen Energi AS menunjukkan pada Senin (16/5/2022).