Warga perbatasan rindukan internet

id NETEMNANU

Warga perbatasan rindukan internet

Kepala Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Wemfied Komeo, menunjukkan kartu Telemor dari Timor Leste yang digunakan warga di wilayah perbatasan negara untuk mengakses internet. (ANTARA Foto/Asis Lewokeda)

"Untuk bisa mengakses internet di daerah itu warga harus membeli kartu Telemor dengan harga Rp30.000 per kartu, kemudian ditambah pulsa voucer 1 dollar senilai Rp20.000," kata Wemfied Komeo.
Netemnanu Utara, NTT (AntaraNews NTT) - Warga perbatasan yang bermukim di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, NTT sangat merindukan jaringan internet Telkomsel untuk memudahkan mereka membangun akses komunikasi.

"Masyarakat kami di sini masih mengandalkan jaringan internet dari Telemor, Timor Leste, sehingga biayanya jauh lebih mahal. Karena itu, kami berharap Telkomsel bisa masuk di Netemnanu Utara," kata Kepala Desa Netemnanu Utara Wemfied Komeo kepada pers di Netemnanu Utara, Minggu (7/10).

Desa Netemnanu Utara di Kabupaten Kupang, merupakan salah satu desa di wilayah Amfoang, Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan wilayah kantung (enclave) Timor Leste, Oecusse.

Komeo menjelaskan untuk bisa mengakses internet di daerah itu warga harus membeli kartu Telemor dengan harga Rp30.000 per kartu, kemudian ditambah pulsa voucer 1 dollar senilai Rp20.000.

"Tapi itu juga harus beli empat voucer sehingga biayanya Rp80.000 untuk bisa menggunakan internet selama satu minggu, itu pun kalau dipakai dengan hemat," katanya.

Ia mengatakan, kartu maupun pulsa voucer itu dapat dibeli dari warga Timor Leste yang datang menjualnya setiap hari di Pasar Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur.

Baca juga: Wilayah perbatasan belum bisa bebas roaming internasional

Menurutnya, biaya yang mahal ini menyebabkan sebagian besar masyarakatnya tidak mengakses internet sebagai media berkomunikasi maupun mendapatkan berbagai informasi penting lainnya.

Untuk itu, ia berharap jaringan internet dari Indonesia bisa hadir, terutama dari operator Telkomsel.

"Karena kalau ada jaringan 3G atau 4G ada, maka tentu akan sangat memudahkan kami. Biayanya juga lebih hemat, Rp100.000 bisa pakai hingga satu bulan," katanya.

Aleks Thomas, seorang warga di Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur mengatakan warga setempat masih sangat sulit mengakses internet dari Indonesia sehingga terpaksa membeli kartu Telemor.

Ia mengatakan, kesulitan mengakses internet juga dialami dalam menjalankan pekerjaannya sebagai penanggung jawab PLTD Sub Rayon Oepoli.

"Setiap hari kami membutuhkan internet untuk bisa kirim laporan, sementara jaringan Telkomsel yang beroperasi saat ini hanya untuk telpon dan mengirim pesan singkat sehingga sangat kesulitan," katanya.

Baca juga: Telkomsel pasang 560 BTS di NTT

Ia menjelaskan, penggunaaan internet dengan kartu Telemor juga jauh lebih mahal karena harus membeli pulsa voucer yang dijual secara terpisah.

"Untuk internet sendiri kita beli satu voucer, kemudian WhatsApp juga beli coucer khusus lagi jadi terpisah, berbeda dengan Telkomsel yang sekali isi pulsa bisa gunakan untuk semua," katanya.

Ia menambahkan, jika jaringan internet Telkomsel bisa hadir di daerah itu, maka sangat membantu masyarakat setempat yang selama ini belum banyak diakses karena biaya yang mahal.