Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan pelaksanaan aksi konvergensi dalam upaya menurunkan angka kasus stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Bartolomeus Hermopan ketika dihubungi dari Kupang, Kamis, (8/9/2022) mengatakan bahwa kasus stunting pada balita di Kabupaten Manggarai sudah menurun dari 5.320 kasus pada Februari 2022 menjadi 4.373 kasus pada Agustus 2022 berkat aksi konvergensi yang dijalankan pemerintah.
"Penurunannya dari 20,1 persen per Februari menjadi 16,5 persen per Agustus dan terjadi hampir di semua kecamatan kecuali Kecamatan Reok Barat," katanya.
Guna mempercepat penurunan angka kasus stunting, ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Manggarai berupaya mengoptimalkan pelaksanaan aksi konvergensi atau aksi integrasi penurunan stunting.
Aksi konvergensi penurunan stunting di antaranya meliputi pengidentifikasian sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala pelaksanaan integrasi intervensi gizi; penyusunan rencana peningkatan pelaksanaan integrasi intervensi gizi; penyelenggaraan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota; serta pemberian kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan dalam intervensi gizi.
Aksi selanjutnya meliputi upaya memastikan ketersediaan dan fungsi kader yang membantu pelaksanaan integrasi intervensi gizi di desa; peningkatan pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat kabupaten/kota; pengukuran pertumbuhan dan perkembangan balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota; serta peninjauan kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting.
Bartolomeus mengatakan bahwa pemerintah daerah melibatkan semua komponen dalam masyarakat dalam pelaksanaan intervensi untuk menurunkan angka kasus stunting.
"Intervensi dalam pencegahan dan penanganan stunting dari semua sektor ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kesepakatan bersama dalam Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Manggarai yang telah dilaksanakan tahun 2021 maupun 2022," katanya.
Ia menjelaskan bahwa intervensi gizi spesifik yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kasus stunting di antaranya pemberian makanan tambahan bagi 570 ibu hamil yang kekurangan energi kronis selama Januari hingga Juli 2022.
Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah daerah melaksanakan promosi inisiasi menyusui dini bagi bayi baru lahir dengan cakupan 2.769 bayi baru lahir atau 90,5 persen dari total 3.080 bayi yang dilahirkan selama Januari hingga Juli 2022.
Aksi konvergensi lain yang telah dijalankan yakni promosi pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi usia kurang dari enam bulan.
Menurut Bartolomeus, ASI eksklusif tercatat diberikan kepada 1.917 bayi atau 92,7 persen dari total 2.069 bayi di Manggarai.
Selain itu, Dinas Kesehatan rutin melakukan pengukuran dan penimbangan balita untuk mendeteksi kasus stunting.
Menurut data Dinas Kesehatan Manggarai, jumlah balita yang menjadi sasaran pengukuran dan penimbangan selama Agustus 2022 sebanyak 28.024 anak dan sebanyak 26.563 balita atau 94,8 persen di antaranya sudah diukur dan ditimbang.
Baca juga: Sekda Manggarai: Anak kategori kekerdilan tersisa 4.473 orang
Data hasil pengukuran dan penimbangan balita sudah dimasukkan ke aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Berdasarkan data yang masuk, balita yang menjalani pengukuran dan penimbangan selama Agustus 2022 bertambah dibandingkan pada Februari 2022, ketika pengukuran dan penimbangan dilakukan pada 26.524 balita dari total 28.343 balita sasaran.
Baca juga: Pemerintah Manggarai apresiasi BRI bantu antropometri kit cegah stunting
"Peningkatan ini terjadi karena petugas aktif melakukan sweeping (penyisiran) terhadap balita yang tidak datang ke posyandu," kata Bartolomeus.