Gubernur : Membangun NTT tak harus menjadi abdi negara

id Gubernur

Gubernur : Membangun NTT tak harus menjadi abdi negara

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat saat diwawancarai oleh sejumlah wartawan di gedung DPRD NTT. (AntaraNews NTT Foto/Kornelis Kaha)

"Membangun wilayah provinsi berbasis kepulauan itu tidak harus menjadi abdi negara atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), karena masih banyak lapangan pekerjaan lain yang bisa dikembangkan," kata Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Kupang (AntaraNews NTT) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan membangun wilayah provinsi berbasis kepulauan itu tidak harus menjadi abdi negara atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), karena masih banyak lapangan pekerjaan lain yang bisa dikembangkan.

"Kami mendorong guru ke profesi yang lain. Jangan hanya menjadi guru yang kemudian diangkat menjadi PNS tetapi harus bisa mencari profesi lain," katanya di Kupang, Selasa (23/10), setelah berdialog dengan sekitar 300 guru honorer dari Kota Kupang.

Kedatangan ratusan guru tersebut adalah ingin menanyakan tentang rencana pengangkatan mereka menjadi aparat sipil negara (ASN), serta permintaan untuk menaikkan tunjangan kesejateraan bagi para pahlawan tanpa tanda jasa itu.

Sebab, sampai sejauh ini, banyak guru honorer di Kota Kupang masih menerima upah pada kisaran antara Rp250.000-Rp300.000/bulan yang tidak seimbang dengan UMP Provinsi NTT yang ditetapkan sebesar Rp1,6 juta/bulan.

Gubernur Laiskodat menilai bahwa guru-guru honorer di daerah itu harus berubah profesi menjadi wirausahawan atau petani.

"Kalau guru-guru honorer yang usianya sudah di atas 35 tahun, lebih baik berhenti dan menjadi petani, atau wirausahawan saja," katanya menegaskan.

Baca juga: Honor guru di NTT hanya Rp300.000/bulan

Hal ini terjadi karena pemerintah dikabarkan bakal tidak mengangkat guru honor yang telah berusia di atas 35 tahun menjadi PNS.

"Oleh karena masih banyaknya lapangan pekerjaan yang bisa digarap dan dikembangkan, maka saya mengimbau kepada guru-guru honorer agar segera beralih profesi, karena ada banyak program pemerintah yang bisa dikerjakan," katanya.

Sebab jika hanya berharap menjadi PNS di NTT, kata Gubernur Laiskodat, sangat sulit mengingat banyaknya saingan untuk menjadi PNS.

Apalagi saat ini, kata politikus Nasdem itu, provinsi berbasis kepulauan itu membutuhkan sekitar 1,5 wirausaha baru di segala bidang.

"Nah ini menjadi peluang bagi guru-guru honorer. Bagi yang berminat akan diberikan pelatihan. Setelah mahir akan diberikan kredit usaha rakyat (KUR) dengan jumlah menjadi Rp25 juta per orang," katanya menambahkan.

Baca juga: Rp12 Miliar Tunjangan Guru Honor