Artikel - Senyum penyintas seroja saat terima bantuan rumah
Oleh Benediktus Sridin Sulu Jahang
Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu kami...
Kupang (ANTARA) - Badai siklon tropis seroja yang menerjang Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada 4 April 2021, masih melekat erat dalam ingatkan warga dan puing-puing rumah yang hancur akibat terjangan seroja menjadi saksi bisu adanya peristiwa bencana alam itu.
Tidak sedikit warga di Kabupaten Kupang harus mengungsi dari lokasi tempat mereka tinggal selama ini setelah seluruh rumah hancur disapu badai siklon tropis seroja yang diikuti dengan terjadinya banjir dan tanah longsor .
Bencana alam yang terjadi 1,6 tahun lalu itu meluluhlantakan ribuan rumah warga, baik rusak berat, rusak ringan dan rusak sedang mencapai 11.036 unit.
Peristiwa yang memilukan itu berbuah manis setelah pemerintah pusat membangun hunian tetap berupa rumah bagi para penyintas yang rumahnya rusak berat akibat terjangan badai seroja.
Melalui upaya gigih Bupati Kupang Korinus Masneno bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia membantu warga korban seroja menjadi nyata, setelah ratusan unit rumah layak huni bagi warga korban berhasil dibangun.
Para korban bencana alam itu kembali tersenyum karena bisa menempati rumah yang dibangun pemerintah untuk meringankan beban mereka setelah sekian lama sempat mengungsi.
Seperti dialami 124 kepala keluarga (KK) korban bencana di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, yang kini bisa menempati rumah baru Tipe 36 dengan penuh suka cita.
Kawasan Desa Saukibe yang sebelumnya sepi kini berubah menjadi ramai dalam satu kompleks perumahan, seperti satu kawasan perumahan di perkotaan pada umumnya.
Kawasan yang sebelumnya sepi kini menjadi ramai dengan dandanan rumah berdesain moderen yang tertata rapi serta dilengkapi dengan jaringan listrik, lampu jalan, air bersih yang mengalir 24 jam, sarana olahraga semuanya telah tersedia.
Tidak hanya itu pemerintah juga membangun rumah ibadah di kawasan Saukibe yang kini berubah wajah dari desa yang sepi menjadi layaknya kota.
Ketua panitia lokal pembangunan 124 unit rumah bagi korban seroja di Desa Saukibe, Zedekia Mano mengaku sangat gembira dengan adanya pembangunan rumah bagi warga korban seroja dengan desain moderen
Dia bersama warga Saukibe mengaku memiliki apa-apa setelah menjadi bencana dan kini mereka telah memiliki rumah kembali. Hanya ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah Kabupaten Kupang dan pemerintah pusat yang telah membangun perumahan ini sehingga mereka bisa kembali hidup tenang dan nyaman.
Bagi warga Desa Saukibe, kehadiran 124 unit rumah dalam satu kawasan itu seperti membangun satu kota baru di Amfoang. Setelah peristiwa badai siklon tropis seroja, kawasan itu telah dinobatkan sebagai "Kota Seroja Amfoang" untuk mengenang peristiwa bencana alam badai siklon tropis seroja pada 4 April 2021.
Setelah terjadinya bencana alam badai siklon tropis seroja tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Kupang mempercepat penentuan lokasi untuk merelokasi warga dari tempat yang tidak lagi layak menjadi kawasan permukiman penduduk karena kondisi lahan rawan bencana.
Pemerintah Kabupaten Kupang menetapkan dua lokasi yang menjadi daerah relokasi pembangunan rumah bagi korban seroja, yaitu di Desa Bokong, Kecamatan Tabenu, dengan jumlah rumah yang dibangun mencapai 45 unit dan di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, sebanyak 124 unit.
Ke-45 unit rumah yang telah dibangun di Desa Bokong, Kecamatan Tabebenu semuanya telah ditempati warga korban badai siklon tropis seroja pada Mei 2022.
Pemerintah Kabupaten Kupang telah mengusulkan lima lokasi relokasi bagi warga korban seroja di daerah itu, namun yang disetujui pemerintah pusat baru dua lokasi, yaitu di Desa Bokong di Kecamatan Taebenu, dan Desa Saukibe di Kecamatan Amfoang Barat laut.
Untuk tiga desa lainnya sudah diusulkan, yaitu Desa Tunbaun Amarasi Barat, Desa Oesena, di Kecamatan Amarasi dan Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat . Desa Tunbaun di Kecamatan Amarasi Barat menjadi desa terparah dalam bencana alam seroja dengan jumlah korban terdampak mencapai 2.000 kepala keluarga yang harus segera direlokasi.
Bangun fasilitas pendidikan
Tidak hanya membangun rumah hunian tetap, Pemerintah Kabupaten Kupang juga segera membangun gedung sekolah di dekat lokasi perumahan korban badai siklon tropis seroja di Soukibe untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak korban badai siklon tropis seroja.
Pembangunan sekolah di dekat lokasi pemukiman warga korban seroja itu agar anak-anak yang masih berusia sekolah tetap mengikuti pendidikan secara baik dan tidak mengalami keterlambatan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan karena akses pendidikan yang jauh dari pemukiman warga.
Sarana pendidikan sangat dibutuhkan anak-anak korban badai siklon tropis seroja yang dipindahkan ke lokasi pemukiman baru setelah rumah-rumah warga itu hancur.
Pembangunan sekolah dasar di Soukibe akan dilakukan pada 2023. Lembaga pendidikan yang akan dibangun berupa pendidikan anak usia dini atau PAUD dan sekolah dasar.
Pendidikan bagi anak-anak Desa Saukibe merupakan bagian penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kupang yang lebih baik.
Baca juga: Artikel - Jejak historis kerusuhan suporter sepak bola
Omri Meliake Takaeb salah seorang warga Desa Soukibe tidak mampu membendung rasa gembira ketika melihat rumah yang dibangun pemeritah untuk para korban seroja berada dalam satu kawasan dan ditatap dengan rapi.
Baca juga: Artikel - Merawat taman sari Indonesia, menolak politik identitas
Rupanya dia tidak pernah membayangkan mendapatkan rumah bagus dalam satu kompleks seperti ini
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu kami," kata Omri Meliake Takaeb yang bertahan di rumah keluarga selama satu tahun lebih pascabadai siklon tropis seroja.
Badai terlalu berlalu, kini warga yang dulu menjadi korban tersenyum bahagia menerima bantuan pemerintah, yang diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Kupang bersama dengan pemerintah pusat. Mereka siap menata hidup hidup baru ke depan bersama keluarga dan anak-anak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Senyum penyintas seroja di Kabupaten Kupang saat terima bantuan rumah
Tidak sedikit warga di Kabupaten Kupang harus mengungsi dari lokasi tempat mereka tinggal selama ini setelah seluruh rumah hancur disapu badai siklon tropis seroja yang diikuti dengan terjadinya banjir dan tanah longsor .
Bencana alam yang terjadi 1,6 tahun lalu itu meluluhlantakan ribuan rumah warga, baik rusak berat, rusak ringan dan rusak sedang mencapai 11.036 unit.
Peristiwa yang memilukan itu berbuah manis setelah pemerintah pusat membangun hunian tetap berupa rumah bagi para penyintas yang rumahnya rusak berat akibat terjangan badai seroja.
Melalui upaya gigih Bupati Kupang Korinus Masneno bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia membantu warga korban seroja menjadi nyata, setelah ratusan unit rumah layak huni bagi warga korban berhasil dibangun.
Para korban bencana alam itu kembali tersenyum karena bisa menempati rumah yang dibangun pemerintah untuk meringankan beban mereka setelah sekian lama sempat mengungsi.
Seperti dialami 124 kepala keluarga (KK) korban bencana di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, Kabupaten Kupang, yang kini bisa menempati rumah baru Tipe 36 dengan penuh suka cita.
Kawasan Desa Saukibe yang sebelumnya sepi kini berubah menjadi ramai dalam satu kompleks perumahan, seperti satu kawasan perumahan di perkotaan pada umumnya.
Kawasan yang sebelumnya sepi kini menjadi ramai dengan dandanan rumah berdesain moderen yang tertata rapi serta dilengkapi dengan jaringan listrik, lampu jalan, air bersih yang mengalir 24 jam, sarana olahraga semuanya telah tersedia.
Tidak hanya itu pemerintah juga membangun rumah ibadah di kawasan Saukibe yang kini berubah wajah dari desa yang sepi menjadi layaknya kota.
Ketua panitia lokal pembangunan 124 unit rumah bagi korban seroja di Desa Saukibe, Zedekia Mano mengaku sangat gembira dengan adanya pembangunan rumah bagi warga korban seroja dengan desain moderen
Dia bersama warga Saukibe mengaku memiliki apa-apa setelah menjadi bencana dan kini mereka telah memiliki rumah kembali. Hanya ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah Kabupaten Kupang dan pemerintah pusat yang telah membangun perumahan ini sehingga mereka bisa kembali hidup tenang dan nyaman.
Bagi warga Desa Saukibe, kehadiran 124 unit rumah dalam satu kawasan itu seperti membangun satu kota baru di Amfoang. Setelah peristiwa badai siklon tropis seroja, kawasan itu telah dinobatkan sebagai "Kota Seroja Amfoang" untuk mengenang peristiwa bencana alam badai siklon tropis seroja pada 4 April 2021.
Setelah terjadinya bencana alam badai siklon tropis seroja tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Kupang mempercepat penentuan lokasi untuk merelokasi warga dari tempat yang tidak lagi layak menjadi kawasan permukiman penduduk karena kondisi lahan rawan bencana.
Pemerintah Kabupaten Kupang menetapkan dua lokasi yang menjadi daerah relokasi pembangunan rumah bagi korban seroja, yaitu di Desa Bokong, Kecamatan Tabenu, dengan jumlah rumah yang dibangun mencapai 45 unit dan di Desa Saukibe, Kecamatan Amfoang Barat Laut, sebanyak 124 unit.
Ke-45 unit rumah yang telah dibangun di Desa Bokong, Kecamatan Tabebenu semuanya telah ditempati warga korban badai siklon tropis seroja pada Mei 2022.
Pemerintah Kabupaten Kupang telah mengusulkan lima lokasi relokasi bagi warga korban seroja di daerah itu, namun yang disetujui pemerintah pusat baru dua lokasi, yaitu di Desa Bokong di Kecamatan Taebenu, dan Desa Saukibe di Kecamatan Amfoang Barat laut.
Untuk tiga desa lainnya sudah diusulkan, yaitu Desa Tunbaun Amarasi Barat, Desa Oesena, di Kecamatan Amarasi dan Desa Merbaun, Kecamatan Amarasi Barat . Desa Tunbaun di Kecamatan Amarasi Barat menjadi desa terparah dalam bencana alam seroja dengan jumlah korban terdampak mencapai 2.000 kepala keluarga yang harus segera direlokasi.
Bangun fasilitas pendidikan
Tidak hanya membangun rumah hunian tetap, Pemerintah Kabupaten Kupang juga segera membangun gedung sekolah di dekat lokasi perumahan korban badai siklon tropis seroja di Soukibe untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak korban badai siklon tropis seroja.
Pembangunan sekolah di dekat lokasi pemukiman warga korban seroja itu agar anak-anak yang masih berusia sekolah tetap mengikuti pendidikan secara baik dan tidak mengalami keterlambatan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan karena akses pendidikan yang jauh dari pemukiman warga.
Sarana pendidikan sangat dibutuhkan anak-anak korban badai siklon tropis seroja yang dipindahkan ke lokasi pemukiman baru setelah rumah-rumah warga itu hancur.
Pembangunan sekolah dasar di Soukibe akan dilakukan pada 2023. Lembaga pendidikan yang akan dibangun berupa pendidikan anak usia dini atau PAUD dan sekolah dasar.
Pendidikan bagi anak-anak Desa Saukibe merupakan bagian penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kupang yang lebih baik.
Baca juga: Artikel - Jejak historis kerusuhan suporter sepak bola
Omri Meliake Takaeb salah seorang warga Desa Soukibe tidak mampu membendung rasa gembira ketika melihat rumah yang dibangun pemeritah untuk para korban seroja berada dalam satu kawasan dan ditatap dengan rapi.
Baca juga: Artikel - Merawat taman sari Indonesia, menolak politik identitas
Rupanya dia tidak pernah membayangkan mendapatkan rumah bagus dalam satu kompleks seperti ini
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah membantu kami," kata Omri Meliake Takaeb yang bertahan di rumah keluarga selama satu tahun lebih pascabadai siklon tropis seroja.
Badai terlalu berlalu, kini warga yang dulu menjadi korban tersenyum bahagia menerima bantuan pemerintah, yang diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Kupang bersama dengan pemerintah pusat. Mereka siap menata hidup hidup baru ke depan bersama keluarga dan anak-anak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Senyum penyintas seroja di Kabupaten Kupang saat terima bantuan rumah