Flores Timur (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengimbau wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo dan warga Kabupaten Manggarai Barat selalu waspada beraktivitas di tengah potensi cuaca ekstrem dalam periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang.
"Wisatawan diminta untuk mematuhi arahan petugas setempat dan menghindari daerah-daerah yang rawan terdampak bencana," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan yang diterima di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa, (26/11).
Ia menyampaikan hal tersebut menanggapi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang telah mengeluarkan imbauan terkait dengan potensi cuaca ekstrem selama periode Nataru dan meminta masyarakat mewaspadai kondisi tersebut pada 23 November 2024 di Jakarta.
Peringatan dini ini disampaikan untuk mengantisipasi dan meminimalisasi potensi terjadinya kecelakaan. Masyarakat juga bisa mengakses informasi cuaca 24 jam melalui platform @infobmkg.
Dikutip dari laman resmi akun media sosial Instagram @infobmkg kondisi tersebut dipicu oleh sejumlah faktor, di antaranya fenomena La Nina yang mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir 2024 hingga setidaknya April 2025.
"Keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama, sehingga diharapkan semua pihak dapat bekerja sama untuk menjaga keselamatan bersama," ujarnya.
Pihaknya akan berkolaborasi dan berkoordinasi dengan BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Barat dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo, Dinas Perhubungan Manggarai Barat serta pemangku kepentingan terkait untuk memastikan informasi terkait dengan cuaca ekstrem dan potensi bencana alam terus diperbarui dan dapat diakses seluruh pihak yang berkepentingan.
Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas pemangku kepentingan dalam memberikan informasi terbaru mengenai potensi cuaca ekstrem dan bencana alam di kawasan wisata menjelang masa libur panjang Nataru.
"Para wisatawan diharapkan untuk memperhatikan peringatan cuaca yang diberikan oleh pihak berwenang demi keselamatan bersama sebelum merencanakan aktivitas wisata," katanya.
Baca juga: BPOLBF: Senandung Dewi dukung pemberdayaan komunitas lokal
Ia menekankan tentang antisipasi dampak cuaca ekstrem, di mana semua pemangku kepentingan kepariwisataan akan bekerja sama dalam meningkatkan upaya mitigasi di seluruh kawasan wisata yang rawan, terutama guna memperkuat resiliensi destinasi dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana alam.
Baca juga: BPOLBF: Festival Lamaholot jadi wadah merayakan kekayaan budaya
"Langkah-langkah mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko yang ada dan memastikan kelancaran aktivitas pariwisata selama libur panjang," katanya.