Kupang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan bahwa rumah tangga menjadi pilar utama dalam menjaga bahasa daerah agar tidak punah dengan perkembangan zaman.
"Karena itu kita mendorong agar, orang tua di rumah-rumah tetap menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu, agar anak-anak juga tahu berbicara bahasa daerah," kata Kepala Disdikbud NTT, Linus Lusi di Kupang, Kamis, (6/10/2022).
Menanggapi pernyataan Kemendikbudristek yang menyebut penutur bahasa daerah kian berkurang, salah satunya karena perkawinan antarsuku yang lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia, ia mengakui bahwa ada beberapa daerah di NTT yang bahasa daerahnya terancam punah, karena memang hanya orang-orang tua saja yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa keseharian.
"Contohnya saja di Kota Kupang ini, banyak orang Sabu, Rote khususnya yang pelajar hingga remajanya tidak bisa lagi berbahasa daerah," katanya.
Hal ini terjadi karena bahasa daerah tidak pernah digunakan di dalam rumah, padahal bahasa daerah itu sangat penting karena menjadi budaya dari suatu daerah.
"Saya sendiri juga kalau di rumah sering menggunakan bahasa daerah. Bahkan, anak-anak saya juga mengerti dan bisa berbicara tanpa mengesampingkan bahasa Indonesia dan Inggris," katanya.
Menurut dia tidak perlu bahasa daerah itu masuk dalam kurikulum pendidikan di suatu daerah, karena NTT ini berbeda dengan pendidikan di pulau Jawa.
Saat ini ada beberapa daerah di NTT seperti Sumba yang menjadikan bahasa daerah sebagai pengantar pelajaran, dan hal ini didukung penuh oleh Pemprov NTT.
Disdikbud NTT bersama Balai Bahasa Provinsi NTT telah melakukan beberapa kajian, di mana kajian itu untuk mengetahui berapa banyak bahasa daerah di NTT saat ini, demikian Linus Lusi.
Baca juga: Pakar sebut perlu terapkan tiga langkah cegah kepunahan bahasa daerah
Baca juga: Disdikbud : NTT memiliki 86 bahasa daerah
Disdikbud NTT: Rumah tangga pilar utama jaga bahasa daerah
Karena itu kita mendorong agar, orang tua di rumah-rumah tetap menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu, agar anak-anak juga tahu berbicara bahasa daerah...