Kupang (ANTARA News NTT) - Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste, mulai melakukan pengisian air awal.
"Tidak diresmikan. Baru mulai dilakukan pengisian awal air," kata Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara Timur, Agus Sosiawan kepada Antara di Kupang, Kamis (13/12), terkait rencana peresmian bendungan tersebut.
Bendungan Rotiklot yang terletak di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memiliki kapasitas tampung air sebanyak 3,2 juta kubik.
Bendungan Rotiklot bermanfaat untuk penyediaan air untuk lahan irigasi seluas 139 hektare padi dan 500 hektare palawija.
Manfaat lainnya adalah sebagai pengendalian banjir daerah hilir kawasan Ainiba serta suplai air baku untuk masyarakat dan pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik.
Pembangunan bendungan Rotiklot dikerjakan PT Nindya Karya (persero) dan PT Universal Suryaprima (KSO) dengan konsultan supervisi PT Indra Karya (Persero), PT Patria Jasa Nusaprakarsa dan PT Agra Pasca Rencana KSO.
Pembangunannya menggunakan sumber dana APBN tahun anggaran 2015-2018 dengan nilai kontrak Rp470.535.000.000 selama 1.110 hari kelender kerja.
Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, NTT mulai lakukan pengisian air awal. (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)
"Tidak diresmikan. Baru mulai dilakukan pengisian awal air," kata Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara Timur, Agus Sosiawan kepada Antara di Kupang, Kamis (13/12), terkait rencana peresmian bendungan tersebut.
Bendungan Rotiklot yang terletak di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu memiliki kapasitas tampung air sebanyak 3,2 juta kubik.
Bendungan Rotiklot bermanfaat untuk penyediaan air untuk lahan irigasi seluas 139 hektare padi dan 500 hektare palawija.
Manfaat lainnya adalah sebagai pengendalian banjir daerah hilir kawasan Ainiba serta suplai air baku untuk masyarakat dan pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik.
Pembangunan bendungan Rotiklot dikerjakan PT Nindya Karya (persero) dan PT Universal Suryaprima (KSO) dengan konsultan supervisi PT Indra Karya (Persero), PT Patria Jasa Nusaprakarsa dan PT Agra Pasca Rencana KSO.
Pembangunannya menggunakan sumber dana APBN tahun anggaran 2015-2018 dengan nilai kontrak Rp470.535.000.000 selama 1.110 hari kelender kerja.