Kupang (ANTARA) - Kapolres Kupang AKBP F.X. Irwan Arianto menyebutkan penemuan jasad tanpa tubuh bagian atas di tepi pantai Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang bukan korban mutilasi namun korban dimangsa buaya.
"Berdasarkan hasil otopsi yang telah dilakukan tim Biddokkes Polda NTT bahwa tubuh manusia yang ditemukan warga dalam kondisi tidak utuh bukan merupakan korban mutilasi, tetapi korban akibat dimangsa buaya," katanya di Kupang, Senin, (13/2/2023).
Penemuan jasad tanpa tubuh bagian atas yang menggegerkan warga Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kupang Timur pada Sabtu (11/2), telah ditangani aparat antara lain dengan autopsi yang hasilnya diketahui jenis kelamin laki-laki.
Ia menjelaskan dalam gelar hasil autopsi dipimpin dr. AKBP Edi Hasibuan bersama tim Biddokkes Polda NTT, bahwa setelah melakukan pemeriksaan bagian tubuh manusia bagian pinggang ke bawah tersebut adalah manusia berjenis kelamin laki-laki dewasa.
“Berdasarkan dari panjang tulang pahanya diperkirakan tinggi korban antara 165 hingga 170 cm berkulit kuning langsat dengan jenis kelamin laki-laki yang diperkirakan telah meninggal sekitar dua pekan. Bukan jenis kelamin wanita,” kata dia.
Dia menjelaskan sesuai hasil otopsi dilakukan tim Biddokes Polda NTT bahwa luka-luka pada tubuh korban bukan merupakan sayatan benda tajam tetapi seperti akibat cabikan buaya.
Ia juga mengatakan sesuai hasil pemeriksaan dilakukan tim Biddokes Polda NTT tentang tengkorak yang diduga merupakan tengkorak balita ternyata merupakan tengkorak hewan seperti monyet.
“Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tengkorak yang diduga janin ternyata merupakan tengkorak hewan seperti kucing atau monyet.," kata dia.
Polres Kupang juga telah menerima laporan tentang adanya orang hilang atas nama Marthinus Tenis dari Kelurahan Merdeka yang menghilang sekitar dua pekan silam.
"Kami akan mengambil DNA anak korban untuk mencocokkan apakah potong tubuh yang ditemukan itu betul Marthinus Tenis betul atau bukan sehingga perlu dilakukan tes DNA dari anak dari anak bersangkutan," kata Kapolres AKBP F.X. Irwan Arianto.
Baca juga: Polres Kupang pantau perdagangan daging babi cegah penularan virus ASF
Baca juga: Polda NTT selidiki dugaan pemukulan anggota polisi oleh kapolres
"Berdasarkan hasil otopsi yang telah dilakukan tim Biddokkes Polda NTT bahwa tubuh manusia yang ditemukan warga dalam kondisi tidak utuh bukan merupakan korban mutilasi, tetapi korban akibat dimangsa buaya," katanya di Kupang, Senin, (13/2/2023).
Penemuan jasad tanpa tubuh bagian atas yang menggegerkan warga Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kupang Timur pada Sabtu (11/2), telah ditangani aparat antara lain dengan autopsi yang hasilnya diketahui jenis kelamin laki-laki.
Ia menjelaskan dalam gelar hasil autopsi dipimpin dr. AKBP Edi Hasibuan bersama tim Biddokkes Polda NTT, bahwa setelah melakukan pemeriksaan bagian tubuh manusia bagian pinggang ke bawah tersebut adalah manusia berjenis kelamin laki-laki dewasa.
“Berdasarkan dari panjang tulang pahanya diperkirakan tinggi korban antara 165 hingga 170 cm berkulit kuning langsat dengan jenis kelamin laki-laki yang diperkirakan telah meninggal sekitar dua pekan. Bukan jenis kelamin wanita,” kata dia.
Dia menjelaskan sesuai hasil otopsi dilakukan tim Biddokes Polda NTT bahwa luka-luka pada tubuh korban bukan merupakan sayatan benda tajam tetapi seperti akibat cabikan buaya.
Ia juga mengatakan sesuai hasil pemeriksaan dilakukan tim Biddokes Polda NTT tentang tengkorak yang diduga merupakan tengkorak balita ternyata merupakan tengkorak hewan seperti monyet.
“Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tengkorak yang diduga janin ternyata merupakan tengkorak hewan seperti kucing atau monyet.," kata dia.
Polres Kupang juga telah menerima laporan tentang adanya orang hilang atas nama Marthinus Tenis dari Kelurahan Merdeka yang menghilang sekitar dua pekan silam.
"Kami akan mengambil DNA anak korban untuk mencocokkan apakah potong tubuh yang ditemukan itu betul Marthinus Tenis betul atau bukan sehingga perlu dilakukan tes DNA dari anak dari anak bersangkutan," kata Kapolres AKBP F.X. Irwan Arianto.
Baca juga: Polres Kupang pantau perdagangan daging babi cegah penularan virus ASF
Baca juga: Polda NTT selidiki dugaan pemukulan anggota polisi oleh kapolres