Ende, NTT (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, mengimbau para petani untuk cerdas menyikapi iklim atau anomali cuaca saat ini untuk tetap mempertahankan produktivitas pertanian.
 
"Saya imbau petani pandai menggunakan kondisi yang ada ini, terlebih curah hujan karena anomali iklim, cerdas (iklim) sehingga tahu kapan hujan, kapan tanam, tahu umurnya, kapan butuh air dan kurang butuh air," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende Marianus Aleksander di Ende, Kamis, (16/2/2023).
 
Pada tahun 2023 ini, pemerintah setempat menargetkan lahan seluas 4.000-an hektare ditanami padi sawah. Per hari ini, katanya, lahan seluas 2.000-an hektare telah ditanami padi sawah.
 
Selanjutnya padi ladang ditargetkan ditanam pada lahan seluas 3.000-an hektare, dengan realisasi tanam pada musim tanam Oktober-Maret seluas 2.500-an hektare.

Sedangkan jagung ditargetkan ditanam pada lahan seluas 3.650 hektare, dengan realisasi tanam pada 1.800-an hektare lahan.
 
Dengan target pertanian yang telah ditentukan itu, Marianus berharap petani memanfaatkan sumber daya yang ada sebaik mungkin, baik curah hujan saat ini maupun potensi air pada daerah yang kaya air. Apalagi, padi ladang itu sangat bergantung pada kondisi cuaca dalam hal ini curah hujan.
 
"Mereka harus bisa membaca alam. Semoga ada juga sekolah lapang iklim agar petani bisa dilatih untuk membaca iklim," katanya lagi.
 
Selain memberikan imbauan kepada petani, pemerintah daerah juga menegaskan agar para petugas lapangan di Balai Penyuluh Pertanian dapat memantau kondisi pertanaman di wilayah kerja masing-masing desa.
 
"Dampingi dan pantau kondisi pertanaman di sana sehingga diharapkan tingkat kesejahteraan petani dapat dicapai dengan produktivitas sektor pertanian," pintanya.

Baca juga: Lembata dukung petani optimalkan program TJPS

Baca juga: Bendungan Oesao jebol seiring hujan lebat di Kabupaten Kupang

Pewarta : Fransiska Mariana Nuka
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024