Kupang (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur siap menyerap gabah dan beras petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP).
Kepala Perum Bulog Kanwil NTT Himawan kepada wartawan di Kupang, NTT, Kamis, (16/1) mengatakan kesiapan tersebut menyusul terbitnya Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
”Gabah dan beras yang akan dibeli dengan harga sesuai HPP yang sudah ditentukan," katanya.
Dia menjelaskan bahwa harga Rp6.500/kg adalah gabah kering panen di tingkat petani dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
Apabila gabah di luar kualitas tersebut, maka Bulog akan membelinya dengan harga penyesuaian/rafaksi sesuai tabel standar harga yang ditetapkan Kepala Badan Pangan Nasional.
Himawan menambahkan bahwa dengan adanya perubahan harga ini diharapkan petani mendapatkan harga yang baik dan pemerintah melalui Perum Bulog dapat melakukan penyerapan hasil panen untuk pemupukan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) secara maksimal.
Bulog berharap produksi padi tahun ini meningkat secara kuantitas dan kualitas serta lebih baik dari tahun sebelumnya, sehingga Bulog dapat memaksimalkan penyerapan dari hasil petani dalam negeri.
Himawan optimis bahwa dengan curah hujan yang tinggi dan juga banyaknya bendungan yang sudah menjadi serapan gabah dan beras petani di NTT akan meningkat di tahun 2025.
Target sementara Bulog Kanwil NTT di tahun 2025, ujar dia, untuk gabah dan beras yang diserap mencapai 2.575 ton dengan rincian gabah berjumlah 1.575 ton dan beras 1.000 ton.
Dia menambahkan untuk wilayah NTT ada beberapa daerah yang hasil gabah dan berasnya dibeli oleh Bulog NTT.
Di tahun 2024 lalu, beberapa wilayah itu seperti di Manggarai Barat, Labuan Bajo, Negekeo, Ngada, Waikabubak, dan juga di Kabupaten Kupang, serta Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Baca juga: Menko Pangan bilang Bulog mulai membeli gabah Rp6.500/kg pada 15 Januari
Dia berharap di tahun 2025 hasil panennya surplus, sehingga bisa dibeli oleh oleh Bulog NTT dan menambah pasokan pangan pemerintah di Bulog NTT.
Baca juga: Bulog sebut stok beras untuk NTT capai 20.086 ton
"Semoga juga kualitas dan kuantitasnya lebih bagus dari panen-panen sebelumnya," ujar dia.