Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu, 22/2/2023 pagi WIB), membukukan kerugian untuk sesi kedua berturut-turut tertekan oleh dolar AS yang lebih kuat ketika para pedagang menunda taruhan besar guna mengantisipasi lebih banyak isyarat kebijakan moneter dari risalah pertemuan Februari Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Divisi Comex New York Exchange, tergelincir 7,70 dolar AS atau 0,42 persen menjadi ditutup pada 1.842,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.856,40 dolar AS dan terendah di 1.839,00 dolar AS.

Emas berjangka melemah 1,60 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.850,20 dolar AS pada Jumat (17/2), setelah terangkat 6,50 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.851,80 dolar AS pada Kamis (16/3), dan anjlok 20,10 dolar AS atau 1,08 persen menjadi 1.845,30 dolar AS pada Rabu (15/2).

Bursa Comex ditutup pada Senin (20/2) untuk libur memperingati Hari Presiden.

Dolar AS menguat pada Selasa (21/2), karena pelaku pasar menyaring data ekonomi terbaru dengan indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnhya, naik 0,31 persen menjadi 104,1723.

Para pedagang juga menunggu rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu waktu setempat, yang menurut para analis pasar, mungkin secara tak terduga hawkish, sehingga memberi petunjuk ke arah yang ingin diambil Federal Reserve dengan melanjutkan kenaikan suku bunga.

Pasar juga menunggu banyak pembicara Fed minggu ini, karena inflasi AS yang terlalu panas dan kekuatan di pasar tenaga kerja membuat kebijakan bank sentral menjadi fokus.

Pembacaan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan dengan cepat menghentikan reli harga emas baru-baru ini, karena pasar secara drastis menilai kembali ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga tahun ini.


Baca juga: Harga Emas merosot tertekan kenaikan suku bunga

Baca juga: Emas menguat karena dolar melemah




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas tergelincir 7,70 dolar AS tertekan oleh "greenback" lebih kuat

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024