Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga mewaspadai potensi rob melanda pesisir Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur selama beberapa hari ke depan.

"Potensi rob mengancam akibat akibat adanya fenomena fase bulan baru dan gerhana Matahari hibrid yang terjadi pada 20 April 2023," kata Pelaksana Tugas Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa, (18/4/2023).

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan peringatan dini banjir pesisir di wilayah NTT yang berlaku selama 18-19 April 2023.

Ia menjelaskan fenomena tersebut berpotensi peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan daripada biasanya.

Berdasarkan pantauan data prediksi pasang surut, tinggi gelombang, kecepatan angin dan curah hujan yang tinggi maka dapat memengaruhi dinamika pesisir di wilayah.

Oleh sebab itu, warga di pesisir Pulau Sabu dan Pulau Raijua, Kabupaten Sabu Raijua meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi rob.

Fenomena rob, kata dia, dapat menimbulkan berbagai dampak, seperti pemukiman warga di wilayah pesisir tergenang air laut, terganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir.

Selain itu, mengganggu aktivitas petani garam, budi daya perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan setempat.

Warga di pesisir, kata dia, patut lebih siaga dan siap mengevakuasi diri serta mengamankan barang-barang berharga guna meminimalisasi dampak kerugian akibat rob.

Agung menyarankan warga terus memantau perkembangan informasi cuaca maritim sebagai referensi melakukan langkah antisipasi yang diperlukan.

Baca juga: Banjir rob berpeluang landa empat pulau di NTT, menurut BMKG

Baca juga: Puluhan rumah warga di pesisir Kota Kupang terendam banjir rob

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024