Kupang (ANTARA) - Lembaga sosial yang diinisiasi oleh Ketua DPR RI Puan Maharani dan PDI Perjuangan HaloPuan bersama Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu memberikan penyuluhan penanganan kekerdilan (stunting) pada anak di Panti Asuhan dan Yayasan Sayap Ibu, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"HaloPuan dan kader PDI Perjuangan Masinton Pasaribu memberi penyuluhan penanganan stunting dengan memanfaatkan kekayaan nutrisi dan gizi dari daun kelor yang telah diolah menjadi bubuk atau tepung," kata Koordinator HaloPuan Poppy Astari dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu.
Penyuluhan stunting yang dilakukan dalam acara buka puasa bersama anak-anak yatim dan pengurus panti itu merupakan bagian dari gerakan melawan stunting HaloPuan yang dikemas dalam tema "Gerakan Melawan Stunting: Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super.
Gerakan ini telah menyambangi 40 titik lokasi di 25 kabupaten dan kota di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Poppy menjelaskan, salah satu ciri khas Gerakan HaloPuan adalah gagasan Puan Maharani mengetengahkan manfaat bubuk daun kelor sebagai salah satu alternatif asupan tambahan dalam mencegah stunting.
Gerakan HaloPuan ada karena Puan Maharani peduli terhadap masa depan bangsa Indonesia. “Jika kita tidak bergerak pada hari ini dalam menanggulangi prevalensi stunting di Indonesia, pastinya generasi masa depan akan menjadi hambatan bagi bangsa ini untuk dapat bersaing dengan bangsa lain," katanya.
Sementara itu Masinton Pasaribu mengatakan stunting telah menjadi perhatian utama bagi PDI Perjuangan, khususnya bagi Ketua Umum Megawati Sukarnoputri dan Puan Maharani.
"Kami selalu diingatkan bahwa stunting harus selalu menjadi fokus kepartaian,"
Menurut dia, tantangan bangsa ini adalah menyiapkan generasi masa depan agar mereka tumbuh berkualitas dan sehat.
“Kalau kita berbenah dari sekarang untuk memperkecil angka stunting sesuai standar WHO, maka generasi yang lahir pada 2024 di usia 21 tahun pada 2045 adalah generasi yang benar-benar unggul," katanya.
Sekretaris Umum Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Anita Sukarman, menyampaikan terima kasih kepada HaloPuan dan PDI Perjuangan karena telah mengadakan penyuluhan tersebut.
Yayasan Sayap Ibu, kata dia, juga memiliki program terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus dari keluarga pra-sejahtera.
"Dengan dana yang terbatas, kami tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik meskipun masih banyak anak yang membutuhkan penanganan khusus," katanya.
Psikolog dari BMI Foundation Hadir Parindrati W Ardhini yang hadir sebagai penyuluh mengingatkan bahwa kondisi stunting tidak hanya berdampak pada fisik dan kognisi anak, tapi juga psikis anak.
Stunting akan membuat anak kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi, baik saat masih kecil dengan teman sebaya maupun saat dewasa dengan lingkungan sekitar.
Selain penyuluhan penanganan stunting dengan intervensi bubuk daun kelor, HaloPuan dan Masinton Pasaribu juga berbagi keberkahan Ramadhan dengan memberikan bingkisan sembako, termasuk di dalamnya daun kelor yang telah diolah menjadi bubuk atau tepung serta sumbangan untuk biaya operasional Panti Asuhan dan Yayasan Sayap Ibu Jakarta.
Rangkaian kegiatan berbuka puasa dan penyuluhan penanganan stunting ini menunjukkan komitmen Puan Maharani, melalui HaloPuan, dan PDI Perjuangan dalam menanggulangi masalah stunting di Indonesia, sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak-anak yatim dan anak-anak berkebutuhan khusus.
Melalui kegiatan ini, HaloPuan dan PDI Perjuangan berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak, serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam upaya penanggulangan stunting di Indonesia.
Langkah-langkah seperti ini, meskipun kecil, diharapkan dapat menjadi awal perubahan yang lebih besar dalam mewujudkan generasi Indonesia yang unggul di masa depan, demikian Poppy Astari.
Baca juga: Kasau wajibkan seluruh personel TNI AU konsumsi kelor
Baca juga: Pesantren Kilat di Bogor bahas pencegahan stunting
"HaloPuan dan kader PDI Perjuangan Masinton Pasaribu memberi penyuluhan penanganan stunting dengan memanfaatkan kekayaan nutrisi dan gizi dari daun kelor yang telah diolah menjadi bubuk atau tepung," kata Koordinator HaloPuan Poppy Astari dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu.
Penyuluhan stunting yang dilakukan dalam acara buka puasa bersama anak-anak yatim dan pengurus panti itu merupakan bagian dari gerakan melawan stunting HaloPuan yang dikemas dalam tema "Gerakan Melawan Stunting: Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super.
Gerakan ini telah menyambangi 40 titik lokasi di 25 kabupaten dan kota di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Poppy menjelaskan, salah satu ciri khas Gerakan HaloPuan adalah gagasan Puan Maharani mengetengahkan manfaat bubuk daun kelor sebagai salah satu alternatif asupan tambahan dalam mencegah stunting.
Gerakan HaloPuan ada karena Puan Maharani peduli terhadap masa depan bangsa Indonesia. “Jika kita tidak bergerak pada hari ini dalam menanggulangi prevalensi stunting di Indonesia, pastinya generasi masa depan akan menjadi hambatan bagi bangsa ini untuk dapat bersaing dengan bangsa lain," katanya.
Sementara itu Masinton Pasaribu mengatakan stunting telah menjadi perhatian utama bagi PDI Perjuangan, khususnya bagi Ketua Umum Megawati Sukarnoputri dan Puan Maharani.
"Kami selalu diingatkan bahwa stunting harus selalu menjadi fokus kepartaian,"
Menurut dia, tantangan bangsa ini adalah menyiapkan generasi masa depan agar mereka tumbuh berkualitas dan sehat.
“Kalau kita berbenah dari sekarang untuk memperkecil angka stunting sesuai standar WHO, maka generasi yang lahir pada 2024 di usia 21 tahun pada 2045 adalah generasi yang benar-benar unggul," katanya.
Sekretaris Umum Yayasan Sayap Ibu Cabang Jakarta, Anita Sukarman, menyampaikan terima kasih kepada HaloPuan dan PDI Perjuangan karena telah mengadakan penyuluhan tersebut.
Yayasan Sayap Ibu, kata dia, juga memiliki program terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus dari keluarga pra-sejahtera.
"Dengan dana yang terbatas, kami tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik meskipun masih banyak anak yang membutuhkan penanganan khusus," katanya.
Psikolog dari BMI Foundation Hadir Parindrati W Ardhini yang hadir sebagai penyuluh mengingatkan bahwa kondisi stunting tidak hanya berdampak pada fisik dan kognisi anak, tapi juga psikis anak.
Stunting akan membuat anak kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi, baik saat masih kecil dengan teman sebaya maupun saat dewasa dengan lingkungan sekitar.
Selain penyuluhan penanganan stunting dengan intervensi bubuk daun kelor, HaloPuan dan Masinton Pasaribu juga berbagi keberkahan Ramadhan dengan memberikan bingkisan sembako, termasuk di dalamnya daun kelor yang telah diolah menjadi bubuk atau tepung serta sumbangan untuk biaya operasional Panti Asuhan dan Yayasan Sayap Ibu Jakarta.
Rangkaian kegiatan berbuka puasa dan penyuluhan penanganan stunting ini menunjukkan komitmen Puan Maharani, melalui HaloPuan, dan PDI Perjuangan dalam menanggulangi masalah stunting di Indonesia, sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak-anak yatim dan anak-anak berkebutuhan khusus.
Melalui kegiatan ini, HaloPuan dan PDI Perjuangan berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak, serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam upaya penanggulangan stunting di Indonesia.
Langkah-langkah seperti ini, meskipun kecil, diharapkan dapat menjadi awal perubahan yang lebih besar dalam mewujudkan generasi Indonesia yang unggul di masa depan, demikian Poppy Astari.
Baca juga: Kasau wajibkan seluruh personel TNI AU konsumsi kelor
Baca juga: Pesantren Kilat di Bogor bahas pencegahan stunting