Kupang (ANTARA) - Warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Atambua Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan panen 2.252 ekor ayam broiler yang dibudidayakan mereka selama dua bulan terakhir.
Kepala Lapas Atambua Edward Hadi ketika menghubungi ANTARA dari Atambua, Jumat (9/6) mengatakan ribuan ekor ayam yang dipanen itu hasil pelatihan terhadap mereka yang dilakukan salah satu perusahaan bekerja sama dengan Lapas Atambua.
“WBP yang membudidayakan bibit ayam yang kemudian panen tersebut berjumlah dua orang yang merupakan warga binaan asimilasi luar tembok lapas,” katanya.
Selama pelatihan, katanya, WBP antara lain melakukan persiapan kandang, perawatan ayam, dan rutin membersihkan kandang.
Baca juga: Lapas-Rutan di NTT beri kelonggaran waktu kunjungan selama Idul Fitri
Sebelum panen, kata dia, mereka menghabiskan pakan 143 sak selama 35 hari dan menghasilkan berat rata-rata 2,05 kg/ekor serta total daging 4.616 kilogram.
Pada April lalu, pihaknya sudah memanen kurang lebih 5.000 ekor ayam broiler, sedangkan panen kali ini jumlah beratnya lebih rendah dari pada sebelumnya yang proses budi daya selama 40 hari.
Proses panen dilaksanakan dengan menimbang ayam. Petugas PT Mitra Jaya yang menjadi penyedia bibit dan memasok ayam tersebut menyatakan konvensi FCR -0,071 menunjukkan hasil panen sesuai keinginan pasar dan akan langsung didistribusikan ke pasar.
Baca juga: WBP asimilasi Lapas Atambua panen 4,5 ton gabah kering
Pria yang biasa disapa Edo itu, mengharapkan hasil yang diperoleh tersebut memberikan tambahan pengalaman kerja WBP sehingga ketika mereka bebas dari lapas dapat berwirausaha.
Kepala Lapas Atambua Edward Hadi ketika menghubungi ANTARA dari Atambua, Jumat (9/6) mengatakan ribuan ekor ayam yang dipanen itu hasil pelatihan terhadap mereka yang dilakukan salah satu perusahaan bekerja sama dengan Lapas Atambua.
“WBP yang membudidayakan bibit ayam yang kemudian panen tersebut berjumlah dua orang yang merupakan warga binaan asimilasi luar tembok lapas,” katanya.
Selama pelatihan, katanya, WBP antara lain melakukan persiapan kandang, perawatan ayam, dan rutin membersihkan kandang.
Baca juga: Lapas-Rutan di NTT beri kelonggaran waktu kunjungan selama Idul Fitri
Sebelum panen, kata dia, mereka menghabiskan pakan 143 sak selama 35 hari dan menghasilkan berat rata-rata 2,05 kg/ekor serta total daging 4.616 kilogram.
Pada April lalu, pihaknya sudah memanen kurang lebih 5.000 ekor ayam broiler, sedangkan panen kali ini jumlah beratnya lebih rendah dari pada sebelumnya yang proses budi daya selama 40 hari.
Proses panen dilaksanakan dengan menimbang ayam. Petugas PT Mitra Jaya yang menjadi penyedia bibit dan memasok ayam tersebut menyatakan konvensi FCR -0,071 menunjukkan hasil panen sesuai keinginan pasar dan akan langsung didistribusikan ke pasar.
Baca juga: WBP asimilasi Lapas Atambua panen 4,5 ton gabah kering
Pria yang biasa disapa Edo itu, mengharapkan hasil yang diperoleh tersebut memberikan tambahan pengalaman kerja WBP sehingga ketika mereka bebas dari lapas dapat berwirausaha.