Maumere (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melatih dan memberdayakan masyarakat di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur untuk memanfaatkan pangan lokal dalam upaya penurunan stunting di wilayah itu sebagaimana program prioritas nasional BKKBN.
"BKKBN punya Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang mencakup tiga program prioritas nasional yaitu percepatan penurunan stunting, percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, dan optimalisasi kampung KB, salah satunya lewat pemberdayaan masyarakat dengan pangan lokal," kata Penyuluh KB Ahli Pertama BKKBN Yosep Alessandro Resi Ama dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, Senin, (26/6/2023).
BKKBN melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Program Dashat yang tersebar di 23 Kampung KB atau 23 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Lembata.
Dalam program tersebut, BKKBN melatih para kader desa dan perangkat desa yang terbentuk dalam suatu tim di setiap desa untuk mengidentifikasi pangan lokal dan kelompok usaha yang menjual pangan lokal.
Identifikasi dilakukan bersama ahli gizi dari puskesmas untuk melihat kesediaan sumber daya pangan lokal untuk kebutuhan menu makan empat bintang sesuai standar kesehatan.
Selanjutnya, tim melakukan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting dalam pengolahan makanan.
Hasil dari menu makan oleh tim Dashat bisa menjadi produk sehat yang ada nilai jual dan tentunya sesuai dengan standar tersebut.
"Sehingga bahan-bahan lokal dibeli di desa, perputaran uang terjadi di desa, dengan harapan ekonomi kelompok di desa bisa meningkat," kata Alessandro.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata per April 2024, terdapat 1.005 balita stunting dari total 8.693 balita di daerah tersebut.
Cakupan persentase balita stunting berada pada angka 12,0 persen.
"Kami optimalkan program ini agar masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di desa masing-masing untuk mengatasi stunting," ucap dia.
Baca juga: Kabupaten Kupang bagikan tablet tambah darah ke siswi SMA di Amarasi
Baca juga: Pemkot Kupang latih tenaga kesehatan guna menangani stunting
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN latih masyarakat Lembata manfaatkan pangan lokal atasi stunting
"BKKBN punya Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang mencakup tiga program prioritas nasional yaitu percepatan penurunan stunting, percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, dan optimalisasi kampung KB, salah satunya lewat pemberdayaan masyarakat dengan pangan lokal," kata Penyuluh KB Ahli Pertama BKKBN Yosep Alessandro Resi Ama dari Lewoleba, Kabupaten Lembata, Senin, (26/6/2023).
BKKBN melakukan pemberdayaan masyarakat melalui Program Dashat yang tersebar di 23 Kampung KB atau 23 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Lembata.
Dalam program tersebut, BKKBN melatih para kader desa dan perangkat desa yang terbentuk dalam suatu tim di setiap desa untuk mengidentifikasi pangan lokal dan kelompok usaha yang menjual pangan lokal.
Identifikasi dilakukan bersama ahli gizi dari puskesmas untuk melihat kesediaan sumber daya pangan lokal untuk kebutuhan menu makan empat bintang sesuai standar kesehatan.
Selanjutnya, tim melakukan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting dalam pengolahan makanan.
Hasil dari menu makan oleh tim Dashat bisa menjadi produk sehat yang ada nilai jual dan tentunya sesuai dengan standar tersebut.
"Sehingga bahan-bahan lokal dibeli di desa, perputaran uang terjadi di desa, dengan harapan ekonomi kelompok di desa bisa meningkat," kata Alessandro.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata per April 2024, terdapat 1.005 balita stunting dari total 8.693 balita di daerah tersebut.
Cakupan persentase balita stunting berada pada angka 12,0 persen.
"Kami optimalkan program ini agar masyarakat bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di desa masing-masing untuk mengatasi stunting," ucap dia.
Baca juga: Kabupaten Kupang bagikan tablet tambah darah ke siswi SMA di Amarasi
Baca juga: Pemkot Kupang latih tenaga kesehatan guna menangani stunting
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN latih masyarakat Lembata manfaatkan pangan lokal atasi stunting