Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) memanfaatkan fly ash bottom ash (FABA) atau abu sisa pembakaran PLTU Bolok untuk menjadi material pembangunan rumah ibadah di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Material FABA ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti cetak batako, paving, rabat jalan, dan stabilisasi lahan yang miring dan berlubang," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT I Gede Agung Sindu Putra, Kupang, Minggu, (13/8/2023).
Tiga rumah ibadah di Kota Kupang yang telah memanfaatkan FABA dari PLTU Bolok untuk stabilisasi lahan yang miring dan berlubang yaitu GMIT Pukan Aiknoni di Kelurahan Naioni, Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kristus Batu Jaman di Kelurahan Nainoni, dan Gereja Katolik Santo Gregorius Agung Oeleta di Kecamatan Alak Kota Kupang. Pemakaian FABA untuk tiga lokasi tersebut sebanyak 2.000 ton.
Sindu menjelaskan PLTU Bolok telah mendistribusikan FABA sebanyak 8.861 ton pada tahun 2022, sedangkan semester 1 tahun 2023 ini sebanyak 10.502 ton FABA dari permintaan masyarakat sebesar 11.745,65 ton.
Ia menyebut FABA yang telah tersalurkan itu banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan pemerintahan, sekolah, UMKM, lembaga masyarakat, dan rumah ibadah.
Untuk tiga lokasi tersebut, kata Sindu, hasil urugan FABA dimanfaatkan untuk meratakan lahan sekitar gereja menjadi lahan parkir dan mendukung kegiatan jemaat di sekitar lingkungan gereja.
Lebih lanjut ia menjelaskan komitmen PLN untuk mendukung aktivitas masyarakat lewat FABA.
FABA merupakan material sisa dari proses pembakaran batu bara berbentuk debu halus. Material FABA sangat baik karena mudah menjadi padat dan kuat jika dicampur dengan air.
Sindu mengajak masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA untuk mengajukan permintaan kepada PLN. "Silakan ajukan bagi masyarakat yang berminat," ajak Sindu.
Pastor Paroki Santo Gregorius Agung Oeleta, RD Kristoforus Muda memberikan apresiasi atas dukungan PLN lewat pemanfaatan FABA di lahan gereja tersebut.
Ia menyebut jumlah FABA yang dimanfaatkan hampir 500 ret truk.
"Terima kasih PLN NTT. Lewat bantuan ini, halaman yang kami urug ini bisa menjadi tempat parkir dan semakin luas," ucapnya.
Pemanfaatan FABA tidak hanya digunakan di Kota Kupang saja.
Pada beberapa kabupaten lain di Pulau Flores, PLN NTT telah turut berkontribusi dalam berbagai pembangunan khususnya lewat pemanfaatan FABA.
Baca juga: PLN berkomitmen alirkan listrik ke daerah 3T di Pulau Sumba
Salah satu rumah ibadah yang memanfaatkan FABA dalam proses pembangunannya ialah Gereja Santo Donatus Bhoanawa Ende.
Baca juga: PLN bantu fasilitas pendidikan untuk yayasan di Sikka Flores
Gereja tersebut terbangun dari bata interlock, sebuah inovasi konstruksi yang terbuat dari FABA pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa di Ende.
"Material FABA ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti cetak batako, paving, rabat jalan, dan stabilisasi lahan yang miring dan berlubang," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT I Gede Agung Sindu Putra, Kupang, Minggu, (13/8/2023).
Tiga rumah ibadah di Kota Kupang yang telah memanfaatkan FABA dari PLTU Bolok untuk stabilisasi lahan yang miring dan berlubang yaitu GMIT Pukan Aiknoni di Kelurahan Naioni, Gereja Bethel Indonesia Jemaat Kristus Batu Jaman di Kelurahan Nainoni, dan Gereja Katolik Santo Gregorius Agung Oeleta di Kecamatan Alak Kota Kupang. Pemakaian FABA untuk tiga lokasi tersebut sebanyak 2.000 ton.
Sindu menjelaskan PLTU Bolok telah mendistribusikan FABA sebanyak 8.861 ton pada tahun 2022, sedangkan semester 1 tahun 2023 ini sebanyak 10.502 ton FABA dari permintaan masyarakat sebesar 11.745,65 ton.
Ia menyebut FABA yang telah tersalurkan itu banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan pemerintahan, sekolah, UMKM, lembaga masyarakat, dan rumah ibadah.
Untuk tiga lokasi tersebut, kata Sindu, hasil urugan FABA dimanfaatkan untuk meratakan lahan sekitar gereja menjadi lahan parkir dan mendukung kegiatan jemaat di sekitar lingkungan gereja.
Lebih lanjut ia menjelaskan komitmen PLN untuk mendukung aktivitas masyarakat lewat FABA.
FABA merupakan material sisa dari proses pembakaran batu bara berbentuk debu halus. Material FABA sangat baik karena mudah menjadi padat dan kuat jika dicampur dengan air.
Sindu mengajak masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA untuk mengajukan permintaan kepada PLN. "Silakan ajukan bagi masyarakat yang berminat," ajak Sindu.
Pastor Paroki Santo Gregorius Agung Oeleta, RD Kristoforus Muda memberikan apresiasi atas dukungan PLN lewat pemanfaatan FABA di lahan gereja tersebut.
Ia menyebut jumlah FABA yang dimanfaatkan hampir 500 ret truk.
"Terima kasih PLN NTT. Lewat bantuan ini, halaman yang kami urug ini bisa menjadi tempat parkir dan semakin luas," ucapnya.
Pemanfaatan FABA tidak hanya digunakan di Kota Kupang saja.
Pada beberapa kabupaten lain di Pulau Flores, PLN NTT telah turut berkontribusi dalam berbagai pembangunan khususnya lewat pemanfaatan FABA.
Baca juga: PLN berkomitmen alirkan listrik ke daerah 3T di Pulau Sumba
Salah satu rumah ibadah yang memanfaatkan FABA dalam proses pembangunannya ialah Gereja Santo Donatus Bhoanawa Ende.
Baca juga: PLN bantu fasilitas pendidikan untuk yayasan di Sikka Flores
Gereja tersebut terbangun dari bata interlock, sebuah inovasi konstruksi yang terbuat dari FABA pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa di Ende.