Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) memanfaatkan energi listrik pada bidang agrikultur di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) lewat program Eletricfying Agriculture.
"Program Eletricfying Agriculture ini terbukti mampu meningkatkan produksi petani, peternak, dan petambak," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, I Gede Agung Sindu Putra dalam keterangannya di Kupang, Jumat, (8/12/2023).
Program Eletricfying Agriculture merupakan inovasi yang diinisiasi untuk membantu pelaku usaha sektor agrikultur dalam meningkatkan produktivitas.
Program itu telah memberikan berbagai manfaat, salah satunya kepada Adesco Farm Labuan Bajo yang telah memanfaatkan listrik PLN untuk memenuhi kebutuhan energi.
Lewat program itu, adanya efisiensi biaya, terutama dengan menggunakan metode penyiraman selang drip yang membantu pengelolaan lahan dengan lebih efisien.
Pimpinan Adesco Farm Labuan Bajo, Ratim Suprianto mengatakan perkebunan yang telah berjalan sejak November 2020 itu telah beralih dari penggunaan generator set (genset) ke listrik PLN.
Ia menjelaskan listrik PLN digunakan untuk pengisian air dari sumur bor hingga ke ground tank (tangki penampung). Lewat pengalihan itu, ia berhasil melakukan efisiensi biaya operasional.
Selain itu, karena lokasi lahan yang berjarak jauh dari perkotaan, Ratim pun mengoptimalkan layanan kelistrikan menggunakan aplikasi digital yang telah disediakan oleh PLN.
Peralihan ke listrik PLN juga mencerminkan komitmen Adesco Farm terhadap keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien.
Baca juga: Artikel - Menanti langkah konkret transisi energi pemimpin berikutnya
Dengan peralihan itu, katanya, mereka meminimalisasi dampak lingkungan dengan memilih sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: PLN terangi 22 desa dan 18 dusun di Pulau Sumba
"Sebelumnya harus beli bahan bakar minyak, transportasi, jadi itu lebih mahal biayanya kalau pakai genset. Kalau listrik itu kita penggunaannya lumayan terbantu khususnya listrik PLN, jadi semua pompa yang menggunakan listrik PLN lebih irit daripada kita menggunakan genset," katanya.
"Program Eletricfying Agriculture ini terbukti mampu meningkatkan produksi petani, peternak, dan petambak," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, I Gede Agung Sindu Putra dalam keterangannya di Kupang, Jumat, (8/12/2023).
Program Eletricfying Agriculture merupakan inovasi yang diinisiasi untuk membantu pelaku usaha sektor agrikultur dalam meningkatkan produktivitas.
Program itu telah memberikan berbagai manfaat, salah satunya kepada Adesco Farm Labuan Bajo yang telah memanfaatkan listrik PLN untuk memenuhi kebutuhan energi.
Lewat program itu, adanya efisiensi biaya, terutama dengan menggunakan metode penyiraman selang drip yang membantu pengelolaan lahan dengan lebih efisien.
Pimpinan Adesco Farm Labuan Bajo, Ratim Suprianto mengatakan perkebunan yang telah berjalan sejak November 2020 itu telah beralih dari penggunaan generator set (genset) ke listrik PLN.
Ia menjelaskan listrik PLN digunakan untuk pengisian air dari sumur bor hingga ke ground tank (tangki penampung). Lewat pengalihan itu, ia berhasil melakukan efisiensi biaya operasional.
Selain itu, karena lokasi lahan yang berjarak jauh dari perkotaan, Ratim pun mengoptimalkan layanan kelistrikan menggunakan aplikasi digital yang telah disediakan oleh PLN.
Peralihan ke listrik PLN juga mencerminkan komitmen Adesco Farm terhadap keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien.
Baca juga: Artikel - Menanti langkah konkret transisi energi pemimpin berikutnya
Dengan peralihan itu, katanya, mereka meminimalisasi dampak lingkungan dengan memilih sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: PLN terangi 22 desa dan 18 dusun di Pulau Sumba
"Sebelumnya harus beli bahan bakar minyak, transportasi, jadi itu lebih mahal biayanya kalau pakai genset. Kalau listrik itu kita penggunaannya lumayan terbantu khususnya listrik PLN, jadi semua pompa yang menggunakan listrik PLN lebih irit daripada kita menggunakan genset," katanya.