Lewoleba (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali memperpanjang untuk kedua kalinya masa tanggap darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Perpanjangan kedua status tanggap darurat selama tujuh hari terhitung tanggal 1 hingga 7 Februari 2024," kata Penjabat Bupati Flores Timur Doris Alexander Rihi dalam surat keputusan yang diterima resmi di Lewoleba Kabupaten Lembata, Kamis, (1/2/2024).
Perpanjangan status tanggap darurat itu didasarkan hasil kajian dan rapat koordinasi terkait aktivitas gunung api Lewotobi Laki-laki.
Dari sisi tingkat aktivitas, status gunung itu telah diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).
Meski status aktivitas gunung telah menurun, namun menurut Doris masih perlunya penanganan darurat terhadap pengungsi.
Karena itu, penetapan masa tanggap darurat itu diperpanjang selama tujuh hari agar dapat dilakukan penanganan sesuai kebutuhan dan kajian yang ada.
"Jika memerlukan penanganan lebih lanjut maka dapat diperpanjang sesuai kebutuhan," kata Doris.
Dalam kunjungan ke lokasi pengungsian, Selasa (20/1), Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake mengingatkan masyarakat agar disiplin untuk tidak kembali ke rumah karena kondisi gunung api itu belum normal.
Menurutnya, segala informasi terkait kepulangan para pengungsi harus dilihat berdasarkan hasil kajian dan koordinasi yang mengutamakan keselamatan bersama.
"Walaupun status turun tapi mohon tetap disiplin tidak boleh kembali ke kampung halaman," katanya.
Bencana erupsi gunung api itu menyebabkan warga beberapa desa yang tersebar di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura mengungsi sejak 1 Januari 2024.
Baca juga: Mt. Lewotobi Laki-Laki volcanic activity continues to decline: PVMBG
Dua posko utama yang disiapkan pemerintah daerah berada di Konga, Kecamatan Titehena, dan Boru, Kecamatan Wulanggitang.
Baca juga: BNPB provides basic needs assistance to Lewotobi eruption evacuees
Baca juga: BNPB tambah dana tangani dampak erupsi Lewotobi
Warga terdampak juga mengungsi ke rumah-rumah warga desa yang tidak terdampak.
"Perpanjangan kedua status tanggap darurat selama tujuh hari terhitung tanggal 1 hingga 7 Februari 2024," kata Penjabat Bupati Flores Timur Doris Alexander Rihi dalam surat keputusan yang diterima resmi di Lewoleba Kabupaten Lembata, Kamis, (1/2/2024).
Perpanjangan status tanggap darurat itu didasarkan hasil kajian dan rapat koordinasi terkait aktivitas gunung api Lewotobi Laki-laki.
Dari sisi tingkat aktivitas, status gunung itu telah diturunkan dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga).
Meski status aktivitas gunung telah menurun, namun menurut Doris masih perlunya penanganan darurat terhadap pengungsi.
Karena itu, penetapan masa tanggap darurat itu diperpanjang selama tujuh hari agar dapat dilakukan penanganan sesuai kebutuhan dan kajian yang ada.
"Jika memerlukan penanganan lebih lanjut maka dapat diperpanjang sesuai kebutuhan," kata Doris.
Dalam kunjungan ke lokasi pengungsian, Selasa (20/1), Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake mengingatkan masyarakat agar disiplin untuk tidak kembali ke rumah karena kondisi gunung api itu belum normal.
Menurutnya, segala informasi terkait kepulangan para pengungsi harus dilihat berdasarkan hasil kajian dan koordinasi yang mengutamakan keselamatan bersama.
"Walaupun status turun tapi mohon tetap disiplin tidak boleh kembali ke kampung halaman," katanya.
Bencana erupsi gunung api itu menyebabkan warga beberapa desa yang tersebar di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura mengungsi sejak 1 Januari 2024.
Baca juga: Mt. Lewotobi Laki-Laki volcanic activity continues to decline: PVMBG
Dua posko utama yang disiapkan pemerintah daerah berada di Konga, Kecamatan Titehena, dan Boru, Kecamatan Wulanggitang.
Baca juga: BNPB provides basic needs assistance to Lewotobi eruption evacuees
Baca juga: BNPB tambah dana tangani dampak erupsi Lewotobi
Warga terdampak juga mengungsi ke rumah-rumah warga desa yang tidak terdampak.