Kupang (ANTARA News NTT) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT), Tini Tadeus mengharapkan masing-masing pemerintah kabupaten/kota di provinsi setempat agar siap menghadapi El Nino pada 2019.
"Kami berharap masing-masing pemerintah daerah di 22 kabupaten/kota siap karena pada 2019 kita menghadapi El Nino, curah hujan akan sangat kurang sehigga potensi kekeringan rawan terjadi," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (6/2).
Ia mengatakan, musim kering pada 2019 ini diperkirakan akan terjadi lebih cepat sesuai informasi dari pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG).
Tini berharap, pemerintah kabupaten/kota di provinsi NTT lebih siap untuk menghadapi potensi ancaman bencana kekeringan yang terjadi akibat kemarau berkepanjangan.
Di antaranya, lanjut dia, berkaitan dengan kesiapan pemasokan air bagi masyarakat maupun bantuan logistik jika terjadi kondisi rawan pangan.
"Karena itu sumber-sumber air perlu dijaga mengingat kalau sampai kering total, maka kita akan kesulitan," katanya.
Tini menjelaskan, untuk penanggulangan kondisi rawan pangan, masing-masing daerah sudah memiliki cadangan logistik seperti beras cadangan pemerintah maupun beras untuk rawan pangan.
Ia mengatakan, beberapa kabupaten di daerah itu juga diketahui telah menyiapkan dana APBD-nya untuk menghadapi kekeringan Tini mencontohkan salah satunya seperti Kabupaten Sabu Raijua.
"Pemda Sabu pada 2018 menyiapkan ratusan tangki air yang dipasok setiap hari untuk warganya sehingga kita berharap daerah lain yang jika nanti terdampak kekeringan juga lebih siap," ujar Tini.
Baca juga: El Nino Picu Kekeringan di NTT
Baca juga: Pengamat: Perlu Kebijakan Pertanian Antisipasi Penyimpangan Iklim
"Kami berharap masing-masing pemerintah daerah di 22 kabupaten/kota siap karena pada 2019 kita menghadapi El Nino, curah hujan akan sangat kurang sehigga potensi kekeringan rawan terjadi," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu (6/2).
Ia mengatakan, musim kering pada 2019 ini diperkirakan akan terjadi lebih cepat sesuai informasi dari pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG).
Tini berharap, pemerintah kabupaten/kota di provinsi NTT lebih siap untuk menghadapi potensi ancaman bencana kekeringan yang terjadi akibat kemarau berkepanjangan.
Di antaranya, lanjut dia, berkaitan dengan kesiapan pemasokan air bagi masyarakat maupun bantuan logistik jika terjadi kondisi rawan pangan.
"Karena itu sumber-sumber air perlu dijaga mengingat kalau sampai kering total, maka kita akan kesulitan," katanya.
Tini menjelaskan, untuk penanggulangan kondisi rawan pangan, masing-masing daerah sudah memiliki cadangan logistik seperti beras cadangan pemerintah maupun beras untuk rawan pangan.
Ia mengatakan, beberapa kabupaten di daerah itu juga diketahui telah menyiapkan dana APBD-nya untuk menghadapi kekeringan Tini mencontohkan salah satunya seperti Kabupaten Sabu Raijua.
"Pemda Sabu pada 2018 menyiapkan ratusan tangki air yang dipasok setiap hari untuk warganya sehingga kita berharap daerah lain yang jika nanti terdampak kekeringan juga lebih siap," ujar Tini.
Baca juga: El Nino Picu Kekeringan di NTT
Baca juga: Pengamat: Perlu Kebijakan Pertanian Antisipasi Penyimpangan Iklim