Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi, Mitigasi, Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan selama sepekan terhitung mulai 23 hingga 30 April 2024 tercatat 173 gempa letusan atau erupsi terjadi di puncak Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Berdasarkan pengamatan instrumental terjadi 173 kali gempa letusan atau erupsi di puncak gunung itu," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jumat, (3/5/2024).
Dia mengatakan hal ini saat pihaknya menyampaikan laporan mingguan terkait perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok yang pernah erupsi dahsyat pada 2021.
Wlaupun aktivitas erupsinya masih tinggi, kata dia, secara visual gunung itu terlihat jelas hingga tertutup kabut. Selain itu juga teramati asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan ketinggian 50 hingga 500 meter dari puncak.
Erupsi yang terjadi ketinggiannya hanya berkisar dari 100 hingga 500 meter dari puncak gunung dengan kolom erupsi berwarna putih hingga kelabu. Sempat terjadi guguran, namun secara visual jarak dan arah luncuran tidak teramati.
Lebih lanjut, ia mengatakan terjadi satu kali gempa guguran, 2.349 kali gempa hembusan, tiga kali gempa harmonik, 18 kali tremor non harmonik, serta enam kali gempa hibrid.
Sementara itu Petugas Pos Pemantau Gunung Lewotolok Syawaludin menambahkan ada juga 22 kali gempa vulkanik dangkal, 90 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, dan delapan kali gempa tektonik jauh.
"Energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dalam periode ini dengan tren menurun, namun masih di atas ambang batas normal," ujarnya.
Berdasarkan data pengukuran EDM (Electronic Distance Measurement) pada periode satu minggu terakhir, kata dia, menunjukkan fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan menurun di kedua titik ukur LWT1 (malam hari) dan di LWT2 (malam hari).
Dia menambahkan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 30 April 2024, tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih pada Level III (Siaga).
Karena itu pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat waspada, antara lain dengan tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua km dari pusat aktivitas tersebut.
Masyarakat pada dua desa yang berada di bawah kaki gunung tersebut, seperti Desa Lamatokan dan Desa Jontona, agar selalu waspada potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak gunung itu.
Rekomendasi juga diberikan kepada masyarakat di Desa Todonara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga km dari pusat aktivasi gunung tersebut.
Baca juga: Badan Geologi: Gempa hembusan Gunung Ile Lewotolok meningkat
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PVMBG: 173 letusan terjadi di Gunung Ile Lewotolok dalam sepekan
"Berdasarkan pengamatan instrumental terjadi 173 kali gempa letusan atau erupsi di puncak gunung itu," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jumat, (3/5/2024).
Dia mengatakan hal ini saat pihaknya menyampaikan laporan mingguan terkait perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok yang pernah erupsi dahsyat pada 2021.
Wlaupun aktivitas erupsinya masih tinggi, kata dia, secara visual gunung itu terlihat jelas hingga tertutup kabut. Selain itu juga teramati asap kawah berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan ketinggian 50 hingga 500 meter dari puncak.
Erupsi yang terjadi ketinggiannya hanya berkisar dari 100 hingga 500 meter dari puncak gunung dengan kolom erupsi berwarna putih hingga kelabu. Sempat terjadi guguran, namun secara visual jarak dan arah luncuran tidak teramati.
Lebih lanjut, ia mengatakan terjadi satu kali gempa guguran, 2.349 kali gempa hembusan, tiga kali gempa harmonik, 18 kali tremor non harmonik, serta enam kali gempa hibrid.
Sementara itu Petugas Pos Pemantau Gunung Lewotolok Syawaludin menambahkan ada juga 22 kali gempa vulkanik dangkal, 90 kali gempa vulkanik dalam, lima kali gempa tektonik lokal, dan delapan kali gempa tektonik jauh.
"Energi seismik yang dihitung dengan metode perata-rataan nilai amplitudo atau yang disebut Real-time Seismic Amplitude Measurements (RSAM) menunjukkan fluktuasi energi dalam periode ini dengan tren menurun, namun masih di atas ambang batas normal," ujarnya.
Berdasarkan data pengukuran EDM (Electronic Distance Measurement) pada periode satu minggu terakhir, kata dia, menunjukkan fluktuasi jarak miring dengan kecenderungan menurun di kedua titik ukur LWT1 (malam hari) dan di LWT2 (malam hari).
Dia menambahkan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 30 April 2024, tingkat aktivitas Gunung Ile Lewotolok masih pada Level III (Siaga).
Karena itu pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi agar masyarakat waspada, antara lain dengan tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua km dari pusat aktivitas tersebut.
Masyarakat pada dua desa yang berada di bawah kaki gunung tersebut, seperti Desa Lamatokan dan Desa Jontona, agar selalu waspada potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak gunung itu.
Rekomendasi juga diberikan kepada masyarakat di Desa Todonara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh tiga km dari pusat aktivasi gunung tersebut.
Baca juga: Badan Geologi: Gempa hembusan Gunung Ile Lewotolok meningkat
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PVMBG: 173 letusan terjadi di Gunung Ile Lewotolok dalam sepekan