Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, masih tinggi dengan dominasi gempa erupsi dan hembusan.
Pengamat Gunung Api Lewotolok Stanislaus Ara Kian di Kupang, Selasa, mengatakan sesuai laporan evaluasi mingguan, tercatat 2.001 kali gempa erupsi dan 1.938 kali gempa hembusan.
“Selain itu, juga tercatat 13 kali tremor harmonik, 36 kali tremor non-harmonik, 1 kali gempa hibrid, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 7 kali gempa vulkanik dalam, serta 9 gempa tektonik yang terdiri atas dua gempa lokal dan tujuh gempa jauh,” katanya.
PVMBG melaporkan bahwa energi kegempaan yang diestimasi menggunakan metode RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurements) menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Data tersebut diperoleh melalui Stasiun BTP yang memantau aktivitas kegempaan gunung tersebut.
Dari sisi deformasi, pengukuran dengan Electronic Distance Measurement (EDM) menunjukkan adanya fluktuasi jarak miring yang cenderung memendek, mengindikasikan tekanan di dalam tubuh gunung masih berlangsung.
Secara visual, aktivitas hembusan dan erupsi masih tinggi dan menunjukkan peningkatan jumlah kejadian. PVMBG menyebut tinggi kolom erupsi relatif stabil, meski pada kondisi cuaca tertentu pengamatan tidak maksimal.
Suara dentuman dan gemuruh juga kembali meningkat setelah gempa terasa pada 15 September 2025.
Sejak awal Juni 2025, aktivitas aliran lava teramati mengarah ke sektor selatan, tenggara, dan barat. Berdasarkan pantauan tanggal 7 Juni 2025, aliran lava di sektor tenggara mencapai 1.200 meter dari bibir kawah, sementara di sektor selatan sekitar 700 meter, dan sektor barat sekitar 300 meter.
“PVMBG menilai pergerakan lava kini mulai melambat atau bahkan berhenti,” ujar dia.
Selain itu, lontaran material pijar masih teramati ke berbagai arah dengan jarak maksimal sekitar 1.500 meter ke utara dan timur laut, menyebabkan kebakaran vegetasi di lereng gunung yang kini telah padam.
Setelah peningkatan status menjadi Level III (Siaga) pada 2 Juli 2025, jarak lontaran material pijar kini berkurang menjadi sekitar 300 meter dari bibir kawah.
Dia juga menyatakan bahwa dominasi gempa erupsi dan hembusan pada periode pengamatan terakhir menunjukkan aktivitas vulkanik masih kuat di bagian dangkal atau permukaan.
Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius yang direkomendasikan PVMBG serta tetap waspada terhadap potensi hujan abu dan guguran material pijar dari puncak gunung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PVBMG: Aktivitas Gunung Lewotolok di Lembata masih tinggi

