Mbay (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkolaborasi dengan organisasi non-pemerintah (NGO) untuk memastikan pengembangan destinasi pariwisata Labuan Bajo yang berkelanjutan, untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, budaya, pemberdayaan, dan kesejahteraan masyarakat lokal.
 
"Menggabungkan peran dari seluruh pihak sangat penting guna memastikan agar cita-cita pengembangan destinasi pariwisata yang berkelanjutan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam keterangan yang diterima di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (16/5/2024).
 
Frans Teguh menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan bersama para NGO dan Atlantis International College (AIC) Labuan Bajo untuk membahas peluang kolaborasi industri pariwisata di Labuan Bajo.
 
Ia menjelaskan keberadaan Labuan Bajo Flores sebagai salah satu destinasi pariwisata yang paling dituju telah menarik perhatian dunia dengan keindahan alamnya yang menakjubkan dan kekayaan budayanya yang mempesona.
 
Dia menambahkan dalam mengembangkan pariwisata di Labuan Bajo, semua pihak diharapkan lebih mengutamakan pendekatan tata ruang budaya yang selaras dengan alam dan juga lingkungan serta mengedepankan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat lokal.
 
Ia juga menjelaskan saat ini BPOLBF tengah mengembangkan kawasan terpadu Parapuar Labuan Bajo yang akan menambah destinasi wisata baru di dalam Kota Labuan Bajo.
 
Melalui pengembangan kawasan terpadu Parapuar Labuan Bajo, ujar dia, BPOLBF membuka peluang kolaborasi bersama mitra–mitra potensial yang terlibat dalam industri pariwisata termasuk NGO dan AIC Labuan Bajo untuk bersama-sama membangun Parapuar sebagai model pengembangan destinasi yang berkelanjutan.
 
Saat ini BPOLBF sudah mendapatkan dua investor, yaitu Dusit Internasional Grup dan Eiger Indonesia yang akan memulai pembangunan tahun ini di kawasan terpadu Parapuar Labuan Bajo.
 
"Kami juga sangat terbuka bagi teman-teman yang ingin mengembangkan usaha pariwisata atau pun dalam bentuk kolaborasi lainnya di kawasan tersebut guna membangun Parapuar sebagai destinasi yang mengedepankan asas keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat," katanya lagi.
 
Salah satu peserta NGO, Vinsen dari Yayasan Gugah Nurani Indonesia Labuan Bajo, menyampaikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan pemberdayaan masyarakat dalam sektor pariwisata ialah agar dapat memastikan bahwa industri pariwisata benar-benar memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal.
 
”Kami memiliki program pemberdayaan masyarakat lokal seperti usaha pertanian produksi cabai di Desa Golo Pua, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat dan di wilayah Compang, tepatnya di Kampung Sepo, ada 56 kepala keluarga yang kami dampingi dalam pengembangan pasar," katanya lagi.
 
Sebagai penutup, Matheus Siagian dari Atlantis International College (AIC) Labuan Bajo menyampaikan pihaknya berfokus untuk meng-upgrade workforce atau angkatan kerja Labuan Bajo agar memiliki etos kerja berstandar internasional.
 
“Kami siap mencetak muda-mudi Provinsi NTT lebih khususnya Kabupaten Manggarai Barat yang akan bekerja pada industri pariwisata di luar negeri, tahun 2024 ini seluruh lulusan AIC bisa mendapatkan peluang di luar negeri," katanya pula.
 
Turut hadir dalam diskusi tersebut Yayasan Bina Karya Lestari (BINTARI), Yayasan Burung Indonesia, Trash Hero Komodo, Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES), Yayasan Bambu Lestari, Nomad Plastic, dan WWF Labuan Bajo.

Baca juga: Plt Dirut BPOLBF sebut Labuan Bajo berpotensi besar ekraf

Baca juga: Menparekraf sebut kecelakaan kapal wisata tak boleh terjadi lagi







Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOLBF-NGO kolaborasi pastikan pengembangan pariwisata berkelanjutan

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024