Kupang (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DPJb) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Catur Ariyanto Widodo mengatakan jumlah penerima kredit usaha rakyat (KUR) di provinsi kepulauan ini hingga Mei 2024 telah mencapai 29.730 debitur.
"Dibandingkan tahun 2023, penyaluran KUR 2024 untuk periode yang sama meningkat 37,7 persen," kata Catur di Kupang, Senin, (1/7/2024).
Ia merinci total penyaluran KUR sampai dengan Mei 2024 sebesar Rp1,31 triliun untuk 29.730 debitur.
Angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp958,09 miliar untuk 21.124 debitur.
Ia menjelaskan penyaluran pada tahun 2023 rendah karena mengalami keterlambatan penyelesaian aturan atau perubahan regulasi.
Sehingga pada tahun 2024 ini tidak ada perubahan regulasi lagi yang perlu mendapatkan penyesuaian yang berujung pada peningkatan penyaluran KUR.
Catur menyebut BRI masih menjadi lembaga penyalur terbesar dengan jumlah penyaluran sebesar Rp1,09 triliun untuk 26.086 debitur.
Sedangkan sektor Perdagangan Besar dan Eceran adalah sektor dengan share penyaluran terbesar yaitu sebesar 55,34 persen.
Selain itu Kota Kupang juga menjadi wilayah dengan penyaluran KUR terbesar secara spasial dengan total penyaluran sebesar Rp137,55 miliar.
Untuk mengoptimalkan penyaluran KUR pada tahun 2024, DJPb NTT telah memberikan beberapa masukan dan penekanan untuk diketahui berbagai pihak.
Menurut Catur, perlunya optimalisasi peran pemerintah daerah untuk mengunggah data calon debitur KUR baru, lalu melakukan monitoring evaluasi dan pemberdayaan calon debitur.
Hal itu tentu saja memudahkan perbankan untuk melakukan penilaian terhadap kepada calon debitur.
Selanjutnya DJPb NTT juga mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran KUR pada sektor produktif potensial di NTT.
Baca juga: DJPb NTT ajak masyarakat manfaatkan KUR Khusus
Dengan demikian, manfaat dari KUR itu bisa berdampak lebih signifikan bagi ekonomi daerah sehingga bisa bertumbuh lebih cepat.
Baca juga: DJPb Kemenkeu bilang KUR di NTT pada 2024 tersalur lebih awal
"KUR di sektor-sektor yang sifatnya produksi, yang menghasilkan barang untuk dijual ke masyarakat luas," ujarnya menjelaskan.
"Dibandingkan tahun 2023, penyaluran KUR 2024 untuk periode yang sama meningkat 37,7 persen," kata Catur di Kupang, Senin, (1/7/2024).
Ia merinci total penyaluran KUR sampai dengan Mei 2024 sebesar Rp1,31 triliun untuk 29.730 debitur.
Angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp958,09 miliar untuk 21.124 debitur.
Ia menjelaskan penyaluran pada tahun 2023 rendah karena mengalami keterlambatan penyelesaian aturan atau perubahan regulasi.
Sehingga pada tahun 2024 ini tidak ada perubahan regulasi lagi yang perlu mendapatkan penyesuaian yang berujung pada peningkatan penyaluran KUR.
Catur menyebut BRI masih menjadi lembaga penyalur terbesar dengan jumlah penyaluran sebesar Rp1,09 triliun untuk 26.086 debitur.
Sedangkan sektor Perdagangan Besar dan Eceran adalah sektor dengan share penyaluran terbesar yaitu sebesar 55,34 persen.
Selain itu Kota Kupang juga menjadi wilayah dengan penyaluran KUR terbesar secara spasial dengan total penyaluran sebesar Rp137,55 miliar.
Untuk mengoptimalkan penyaluran KUR pada tahun 2024, DJPb NTT telah memberikan beberapa masukan dan penekanan untuk diketahui berbagai pihak.
Menurut Catur, perlunya optimalisasi peran pemerintah daerah untuk mengunggah data calon debitur KUR baru, lalu melakukan monitoring evaluasi dan pemberdayaan calon debitur.
Hal itu tentu saja memudahkan perbankan untuk melakukan penilaian terhadap kepada calon debitur.
Selanjutnya DJPb NTT juga mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran KUR pada sektor produktif potensial di NTT.
Baca juga: DJPb NTT ajak masyarakat manfaatkan KUR Khusus
Dengan demikian, manfaat dari KUR itu bisa berdampak lebih signifikan bagi ekonomi daerah sehingga bisa bertumbuh lebih cepat.
Baca juga: DJPb Kemenkeu bilang KUR di NTT pada 2024 tersalur lebih awal
"KUR di sektor-sektor yang sifatnya produksi, yang menghasilkan barang untuk dijual ke masyarakat luas," ujarnya menjelaskan.