Jakarta (ANTARA) - Kuasa Usaha Ad Interim Timor Leste untuk Indonesia Domingos Savio mengakui bahwa pembangunan infrastruktur masih menjadi kendala Timor Leste sebagai anggota ASEAN.

“Dari segi infrastruktur, seperti yang saya katakan, ya, karena negara ini baru berusia 20 tahun ke atas. Ini adalah sesuatu yang terkadang cenderung dilupakan orang. Ini adalah negara yang sangat muda,” kata Domingos Savio dalam sesi wawancara eksklusif di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Jumat, (19/7).

Savio menuturkan Timor Leste adalah negara termuda di dunia setelah Kosovo dan Sudan Selatan. Namun, Timor Leste masih menjadi negara termuda di Asia Tenggara dan Pasifik.

Kendati demikian, ia menekankan bahwa negaranya sedang dibangun dan dikembangkan, tidak hanya untuk bergabung dengan ASEAN, namun juga untuk membangun negara guna memenuhi kesejahteraan warga negaranya, mengurangi kemiskinan, menyekolahkan masyarakat, mendapatkan pendidikan berkualitas, kesehatan berkualitas, dan layanan publik yang lebih baik.

“Ini adalah hal yang cenderung dilupakan dan diabaikan orang. Tapi seperti yang saya katakan, Timur Leste sedang mempersiapkan diri untuk bergabung dengan ASEAN. Di sini, di Jakarta, kami memiliki Kedutaan Besar ASEAN,” ucapnya.

Melalui Kedutaan Besar ASEAN di Jakarta, lanjutnya, Timor Leste senantiasa memperbanyak interaksi antara Sekretariat ASEAN serta negara-negara ASEAN dengan Timor Leste guna mempersiapkan bergabungnya Timor Leste dengan ASEAN.

Savio menjelaskan bahwa pemerintah Timor Leste memprioritaskan pembangunan infrastruktur dengan banyak membangun jalan, jembatan, gedung-gedung umum, dan sekolah.

Pemerintah juga menghabiskan 1 miliar dolar AS (Rp16,19 triliun) untuk membangun listrik untuk seluruh negeri, sehingga 90 persen penduduknya telah mempunyai akses terhadap listrik.

“Kami juga sekarang memiliki kabel bawah laut untuk menghadirkan internet cepat. Kabel bawah laut ini sebenarnya berasal dari Darwin (Australia) hingga Timor (Leste),” tuturnya.

Dalam beberapa tahun ke depan, Timor Leste juga akan memiliki internet dengan kecepatan 5G yang akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tak hanya itu, negara tersebut juga banyak berinvestasi di bidang pendidikan dan kini telah memiliki 1.000 dokter.

Baca juga: Polda NTT-RDTL bahas keamanan kedatangan Paus Fransiskus

Baca juga: Kerja sama bilateral Indonesia -Timor Leste kembangkan koperasi dan UMKM








Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Timor Leste sebut infrastruktur masih jadi kendala keanggotaan ASEAN

Pewarta : Kuntum Khaira Riswan
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024