Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur Klementina Dawo mengatakan persentase vaksinasi rabies di kabupaten tersebut telah mencapai angka 91,68 persen.
“Ini karena petugas memperkuat upaya penyisiran Hewan Penular Rabies -HPR- untuk melakukan vaksinasi,” kata Klementina ketika dihubungi dari Kupang, Senin, (2/9).
Dia menjelaskan, berdasarkan data Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo per 31 Agustus 2024, sebanyak 17.155 HPR yang terdiri atas 15.590 ekor anjing, 1.512 ekor kucing, dan 53 ekor kera telah mendapatkan vaksinasi rabies.
Dari jumlah itu, diperoleh capaian persentase vaksinasi sebesar 91,68 persen atau 17.155 ekor HPR tervaksin dari total target populasi sebanyak 18.712 ekor HPR di Kabupaten Nagekeo.
Ia menjelaskan, upaya vaksinasi rabies di daerahnya itu dilakukan secara masif pada tujuh kecamatan. Para petugas mempercepat penyisiran HPR, sehingga vaksinasi rabies bisa dilakukan terhadap hewan peliharaan warga. Penyisiran itu dilakukan baik dari desa ke desa, maupun dari rumah ke rumah warga.
Sambil melakukan penyisiran dan vaksinasi, para petugas juga aktif memberikan edukasi tentang pencegahan rabies. Selain itu, pengawasan lalu lintas HPR juga digalakkan oleh semua sektor, khususnya di wilayah perbatasan sehingga terpantau aktivitas keluar-masuk HPR.
“Ada pengaktifan pos-pos di kecamatan untuk pengawasan,” kata Klementina.
Ia berharap semakin banyak masyarakat yang sadar dengan bahaya rabies dan mau menerima layanan vaksinasi rabies gratis dari pemerintah.
Klementina juga meminta kepada masyarakat untuk segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat apabila terkena gigitan anjing.
“Langsung cuci luka dengan detergen dan air mengalir selama 15 menit, lalu segera ke puskesmas atau rumah sakit, jangan pakai bahan-bahan lain,” katanya mengingatkan.
Pemerhati Rabies di NTT, Dokter Asep Purnama menerangkan, virus rabies yang masuk melalui liur gigitan HPR akan melakukan replikasi di tempat gigitan. Virus itu akan menginfeksi saraf atau sistem saraf perifer, lalu bergerak secara retrogade.
Baca juga: Dinkes Sikka: Penting kerja sama lintas sektor atasi rabies
Selanjutnya virus melakukan replikasi dan bergerak menuju otak, menginfeksi otak, lalu bergerak ke beberapa jaringan seperti mata, ginjal, dan kelenjar air liur.
Baca juga: Pemkab Flotim lakukan vaksinasi darurat rabies di Pululera
“Oleh karena itu luka gigitan harus segera dicuci karena luka risiko tinggi akan membuat perjalanan virus ke otak menjadi lebih cepat,” kata Dokter Asep berpesan.